Pesta masuk akal kembali digelar. Orang-orang riang dan penipu tanpa wajah akan datang. Topeng keberuntungan mereka kenakan bagai lapisan raga manusia.
Tuan itu mencium tangan ramping bersarung tangan kelabu. Topengnya berupa kejam, tapi si Puan merasa senang. Dansa merah muram mereka peragakan.
Di kala langit-langit ruangan gemerlapan. Tuan Puan menari beriringan. Aku memperhatikan, topeng keberuntunganku berbeda.
Ketika minuman datang, Tuan Puan saling menatap tajam. Berhenti dan mengisap cairan anggur suram dari gelas bangsawan. Aku memperhatikan, minumanku berbeda.
Saat Tuan Puan akan kembali berdansa di tengah ruangan. Mereka rebah dengan elok, nampak indah dan menakutkan. Topeng keberuntungannya telah sirna.
Aku memperhatikan, aku merasa tenang. Setidaknya mereka semua berlalu dalam riang. Pesta masuk akal berakhir dengan petaka kelam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dan Kini.
PoetryDan Kini, tidak lebih dari sebuah karangan tidak masuk akal. Berupa puisi yang ditulis hati-hati. Keluh kesah dan keresahan yang tidak pernah berhenti, ialah ide utama dari tulisan ini. Kumpulan tulisan ini tidak banyak yang bersuasana riang, cender...