Pulang dalam keadaan berat. Manusia itu runtuh setelah sore. Siang tadi semuanya menjadi kacau. Di senja ini burung bahkan enggan berkicau.
Duduk bersandar, kursi yang meninggalkan beban. Cangkir dan botol harus menemaninya semalaman. Keluh kesah harus dituntaskan. Suatu malam akan menjadi penghabisan.
Wahai malapetaka, jemput aku kalau bisa. Bawa aku ke nirwana. Aku akan terus menuangkan air pekat pada cangkir. Meminumnya hingga akhir.
Cangkir itu semakin berat dan keras. Aroma minuman membunuh sekitar. Tenggorokanku kering dan panas. Tubuhku harus menahan gejolak.
Dan tengah malam akan menjadi hangat. Pada saat ragaku sekarat. Dengan sadar yang terus menghindar. Cangkir itu kian bergetar.
Seandainya pagi tak datang kepadaku. Petaka telah datang lebih dulu. Mengetuk pintu dan berjalan halus. Aku masih tetap lanjut meneguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dan Kini.
PoetryDan Kini, tidak lebih dari sebuah karangan tidak masuk akal. Berupa puisi yang ditulis hati-hati. Keluh kesah dan keresahan yang tidak pernah berhenti, ialah ide utama dari tulisan ini. Kumpulan tulisan ini tidak banyak yang bersuasana riang, cender...