Kisah pramuria

5 2 0
                                    

Keluh kesahnya sempat kudengar. Perempuan kuat itu mengeluh seharian. Bahkan masih menangis di perjalanan pulang.

Kenapa beban hidupnya terasa berat? Ia menceritakan semuanya. Mendengarnya, buatku takjub dan miris.

Memangnya memperjuangkan hidup sesusah ini? Kenapa manusia lainnya bisa begitu kejam? Bisa berlaku melebihi hewan.

Hatinya teriris, sakitnya melebihi lebam pada sarira. Pekerjaannya ceria, namun raganya melayang entah kemana. Riasnya terlihat amat menyejukkan, tapi rautnya memancarkan kesedihan.

Aku tahu dia perempuan kuat, yang selama ini menerjang derita. Gelisahnya datang lagi saat matahari terbenam. Dan dia akan kembali berpura-pura menjadi perkasa.

Kasihan memang, melihatnya hidup bagai di dunia yang berbeda. Malam selalu membuatnya terancam. Selalu menghadapkannya dengan manusia kejam lainnya.

Minuman yang memabukkan, terkadang menjadi pelarian. Ada juga yang terjebak pada butiran terlarang. Mereka hanya berputar, pada lingkungan setan.

Sekali lagi aku miris mendengarnya. Tapi, apa yang aku bisa? Setidaknya membiarkan mereka berkeluh kesah.

Membiarkan hatinya yang remuk bercerita. Membiarkan mereka melepas lelah di dada. Aku akan terus membiarkan mereka menggerutu pada senja.

Dan Kini.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang