Si paling taat akan segera bergerak. Dialah penyembah paling hebat. Yang selalu mengagumi semua perintah atas. Yang menghukum beberapa manusia jelata.Obor yang menyala dalam gelap. Adalah tanda penghakiman berat. Si paling taat berdiri di depan. Manusia tertunduk dibelakangnya.
Katanya, orang-orang hanya perlu percaya pada cahaya dan membenci gelap gulita. Dia membodohi manusia dengan senyuman awan. Hujan dan badai yang menerpa akan berhenti sejenak. Saat obor-obor kembali dinyalakan.
Seseorang datang dengan menyeret rambut wanita. Yang dengan kejam telah dipukulinya. Si paling taat berkata, "Bahwa akan tiba hukuman cahaya!" Manusia lainnya semakin takut dan tertunduk.
Tatapan mereka layaknya hewan ternak yang dibawa paksa ke penjagalan. Tak ada yang berani bertindak berbeda. Dan si paling taat kini tersenyum lebar. Tertawa menantikan hukuman segera tiba.
Berhala yang dulu dipasang di desa mereka. Telah runtuh oleh kuasa cahaya. Bukankah lebih menyenangkan menyembah berhala? Daripada tunduk pada ancaman cahaya.
Si paling taat merapalkan huruf-huruf murka. Dan saat terompet tanduk domba berbunyi lantang. Orang-orang kembali menyaksikan penghakiman berat. Cahaya yang kejam merenggut manusia.
Api selalu saja menjadi saksi kematian. Terkadang mereka memikirkannya. Sejak kapan cahaya membohongi mereka? Kebohongannya yang terdengar, tidak lantas membuat mereka berani melawan.
Demikian nasib para jelata. Yang bersembunyi dari cahaya. Yang susah payah menyentuh awan. Tapi sampai kapan pun, tidak mampu melawan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dan Kini.
PoetryDan Kini, tidak lebih dari sebuah karangan tidak masuk akal. Berupa puisi yang ditulis hati-hati. Keluh kesah dan keresahan yang tidak pernah berhenti, ialah ide utama dari tulisan ini. Kumpulan tulisan ini tidak banyak yang bersuasana riang, cender...