Awan saling bersinggungan. Mereka nampak tentram, namun aku tidak tahu perasaan sebenarnya. Cahaya meredup ketika awan melintas. Melindungi yang lain dari rasa panas.
Kala itu atap sedikit terguncang. Gerimis menghampiri diam-diam. Dia bercerita seakan paling sengsara. Aku hanya bisa mencerna, sesekali abaikan saja.
Hujan deras menyapa tiba-tiba. Batin yang tengah merasakan mendung. Kini menjadi kian murung. Terluka namun tetap menerima.
Luar biasa jika membicarakan perkaranya. Tapi tak apa, anggap semua tak terasa. Aku ingin sekali menjadi tenang sebentar. Ketika hujan deras tengah mendera.
Lautan yang hadir seketika. Banjir yang masih menunggu aba-aba. Aku duduk di sana, di sebuah teras kenyamanan. Membiarkan segalanya terjadi begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dan Kini.
PoetryDan Kini, tidak lebih dari sebuah karangan tidak masuk akal. Berupa puisi yang ditulis hati-hati. Keluh kesah dan keresahan yang tidak pernah berhenti, ialah ide utama dari tulisan ini. Kumpulan tulisan ini tidak banyak yang bersuasana riang, cender...