Pelarian

9 2 0
                                    

Aku ingin melihat air mata bulan sekali lagi. Berwarna biru tua tangisannya. Sendunya meresap dada. Kesedihannya bak suara tawa mereka. 

Sudah berapa kali dibohongi matahari? Jabat tangan yang tak diterima lagi. Sebuah relung yang tak terisi. Kosong dan hampa sebab tersakiti.

Kenapa masih saja menanti pulang? Di saat sampai di rumah masih menyesal? Di saat perjalanan tidak lagi menyenangkan? Atau di saat semuanya tidak pernah kembali.

Sarapan keraguan. Makan siang realitas kejam. Sore berisi kegagalan. Dan malam, kian terpuruk, disambut mimpi buruk.

Jika seseorang membaca puisi ini. Berapa banyak ia akan mengerti? Pada tulisan dan kata-kata sakit hati? Yang judulnya saja tak berarti.

Dan Kini.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang