"Benar! Aku akan membunuhnya, melenyapkan seluruh darah kekaiasaran dan merebut kekuasaan itu. Jadi, tunggu saja sayang! Aku akan menjadikan dunia ini sebagai dunia yang kau inginkan"
Itu adalah kalimat yang ia ucapkan pada wanita itu dengan penuh kepercayaandiri. Ia yakin, ia mampu melakukannya. Hanya saja, ternyata semuanya tidak sesuai dengan ekspetasinya. Perang yang berlangsung ternyata berjalan lebih lama dari perkiraanya. Belum lagi, orang-orang yang menjadi targetnya, sudah menghilang sejak awal. Hal itu membuat pekerjaanya jadi lebih banyak lagi.
Disaat-saat seperti ini, ia sangat membutuhkan cerutunya. Namun sayangnya, kebiasaan itu sudah ia coba hilangkan sejak beberapa bulan yang lalu. Tepatnya setelah mengetahui wanitanya sedang mengandung buah hati mereka.
Di luar barak kondisinya sedang tidak baik-baik saja. Mereka semua baru saja kembali dari hutan, tempat sang legenda tertidur selama ini. Hanya ada tinggal beberapa ekor saja, saat mereka sampai di tempat itu.
Rencana awalnya adalah, membunuh sang legenda yang masih tertinggal di dalam sarang terlebih dahulu, lalu mereka akan mulai berpencar. Ada satu inang yang menjadi penentu para legenda itu. Bisa dikatakan, seperti Ratu semut di kawanannya. Ketika Ratu sang legenda berhasil mereka bunuh, maka para monster lainnya akan mati dengan sendirinya, karena dengan matinya Ratu mereka, para monster itu akan kehilangan arah dan semangat hidup.
Hanya saja, tidak ada yang tahu seperti apa bentuk Ratu dari monster-monster legenda itu. Tidak pernah ada yang pernah benar-benar melihatnya dan pengetahuan ini mereka ketahui, hanya dari jurnal seorang peneliti di masa lalu. Ia cukup bersyukur, karna menurut informannya, targetnya saat ini, tidak membawa Ratu legenda bersamanya. Tampaknya dia juga tidak menemukannya.
Ketika isi kepalanya berantakan seperti ini, wajah gadis itu selalu muncul di pikirannya. Keputusasaan yang ia rasaakan sesaat langsung lenyap, digantikan dengan rasa semangat karena motivasi ingin bertemu dengan gadis itu secepat mungkin. Ia hanya perlu melenyapkan semua yang mengganggu jalannya. Para legenda maupun Putra Mahkota. Agar tidak ada lagi yang bisa menghalangi masa depan mereka berdua.
Para legenda telah tersebar luas dan itulah yang membuat mereka sangat kewalahan saat ini.
Di sisi lain, di wilayah yang berbeda, Eve sedang menikmati buah potong yang baru saja diberikan salah seorang pelayan padanya. Dengan suasana damai seperti biasanya, wanita itu menatap kejauhan, tepatnya ke arah sawah yang berisi tanaman gandum yang tampaknya tak lama lagi akan panen. Ia merasa sangat puas, karna masa tanam kali ini pun ia berhasil.
Ketika tangan kanannya asik mencomot buah potong, tangannya yang satu lagi mengelus perut buncitnya.
Isi kepalanya sedang rumit saat ini, karena ada banyak hal yang sedang ia pikirkan. Terutama tentang hal perkataan pria itu yang ingin menjadikannya sebagai Ratu. Belum lagi bawahan pria itu secara terus menerus membicarakan kondisi kekaisaran saat ini, yang sedang genting karena tersebarnya para monster legenda.
Eve awalnya memang tidak peduli soal itu. Namun ketika ia mencerna perkataan itu, ia tiba-tiba teringat dengan anak-anak tirinya. Bagaimana keadaan mereka? Apakah para orang dewasa melindungi mereka atau meninggalkan mereka begitu saja.
Eve pikir, pemikiran itu tidak akan terlalu menganggunya. Namun sayangnya, pemikirannya salah.
Sudah beberapa hari ini perutnya terasa keram, namun dokter yang selalu memeriksanya mengatakan bahwa itu bukan tanda-tanda kontraksi. Sebaliknya, gejala-gejala itu timbul karena faktor stress. Tanpa Eve sadari, ia ternyata terlalu memikirkan keadaan anak-anak tirinya. Dan karena itulah, ia meminta kembali ke wilayah kekuasaan Leonard.
Jelas permintaan gadis itu di tolak oleh para bawahan Noah. Saat ini kekaisaran Utopia sedang berada dalam status berbahaya, sehingga mereka tidak akan bisa masuk ke tempat itu. Namun ini adalah Eve. Ia bukan orang yang gampang menyerah. Dan pada akhirnya, permintaanya itu dapat terealisasikan setelah 3 hari berlalu.
Mereka akan melalui perjalanan yang sangat panjang dan pasti memerlukan banyak persiapan karena kondisi Eve yang sedang hamil tua. Namun untungnya, para pekerja yang dipekerjakan Noah adalah orang-orang yang terlatih, sehingga tidak ada masalah dengan persiapan mereka.
Ada jalur cepat dan aman yang akan mereka lalui. Hal ini juga sesuai dengan informasi yang diberikan Noah, karena pria itu lah yang membersihkan jalan untuk mereka. Jelas saja perjalanannya saat ini atas seizin Noah. Jika tidak, mungkin para pekerja yang dipekerjakan pria itu tidak akan menerima permintaanya.
Untuk perjalanan, mereka akan melalui perjalanan selama satu minggu penuh dengan jalur baru. Setiap dua hari sekali, mereka akan memutuskan untuk berkemah, dan saat itu, Eve akan menerima pemeriksaan penuh. Mau bagaimanapun, saat ini Eve sedang hamil tua, sehingga banyak resiko yang bisa terjadi. Karna itulah semua hal ini dilakukan.
Ketika di hari ke empat mereka, tepatnya berkemah untuk kedua kalinya, perjalanan mereka berhenti lebih cepat dibandingkan kemarin. Kali ini, mereka sudah berhenti, padahal hari masih sangat terang pada saat itu.
Karena terlalu lelah duduk dan berbaring, Eve memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar perkemahan mereka. Ia di temani dua orang ksatria dan satu orang pelayan bersamanya.
Mereka tidak jalan terlalu jauh, hanya disekitaran perkemahah.
Perkemahan mereka dibangun di atas lapangan yang sekelilingnya adalah hutan, dan disinilah mereka berada. Rasanya sangat menyenangkan ketika menghirup udara segar seperti ini, apa lagi dengan udara yang sangat sejuk, membuat seluruh tubuhnya merasa rileks.
Akhir-akhir ini, Eve menyadari ia terlalu banyak memikirkan banyak hal dan untung saja, perjalanan ini membuat tubuhnya semakin rileks. Ia juga sudah tidak terlalu merasakan kram pada perutnya lagi.
"Yang Mulia, udara sudah terlalu dingin saat ini. Mari kita kembali ke perkemahan" ucap pelayan perempuan yang datang mengikutinya.
Eve mengangguk, mengiyakan.
Namun baru saja mereka berjalan beberapa langkah, suara dahan yang bergerak di sekitar mereka, langsung membuat para ksatria mengambil posisi melindunginya dan mereka tampak sangat waspada.
Untung saja, sesuatu yang keluar dari dahan itu adalah seekor kucing.
Setelah keluar dari semak-semak, kucing itu langsung duduk dan menggaruk tubuhnya. Seharusnya, tidak ada hal yang perlu mereka khawatirkan, karena itu hanyalah anak kucing biasa. Dan karena Eve tahu bahwa itu hanya kucing biasa, ia mencoba mendekatinya.
Dulu, ia punya kebiasaan membawa makanan kucing kemanapun dia pergi. Melihat kucing liar yang kelaparan seperti melihat dirinya dulu, sebelum ia di adopsi oleh orang tuanya.
Jelas para ksatria menahannya agar tidak mendekati kucing itu. Namun sebaliknya, kucing itulah yang kini berjalan ke arahnya.
"Tidak apa-apa!" Ucap Eve menghentikan para ksatria yang mencoba menyingkirkan kucing itu. Itu hanyalah anak kucing liar, tidak akan ada hal yang berbahaya yang bisa disebabkan oleh kucing itu.
Eve pikir, seperti itulah seharusnya.
Namun siapa bisa menyangka, keesokan harinya, ia melihat kucing itu bertumbuh lebih besar dibandingkan saat mereka bertemu pertama kali. Ini terlalu cepat untuk disebut sesuai dengan perkembangan tubuh, seakan kucing itu bukanlah kucing normal biasanya.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Janda Selalu di Depan
RomanceEvelin, seorang aktris yang sangat berbakat dan sering kali di sebut sebagai gadis impian para lelaki. Karirnya sangat sempurna, dengan lingkungan yang hangat dan penuh cinta. Ia juga memiliki segalanya, harta, tahta dan bahkan teman-teman yang sali...