"Aku pesan segelas minuman dan... uhm, menu apa yang kalian tawarkan?" ucap Mirela pada sang pemilik rumah makan sederhana di dekat pasar kota.
"Kami ada penemuan menu baru! Kebetulan sekali anda bertanya, Nona manis! Mau coba!?" tawar pria tua bertubuh berisi dengan senyum ramah dan semangat menggebu disetiap kalimatnya.
"Wow, terdengar menarik!" Mirela mengangguk-angguk lalu setuju untuk dibawakan menu tersebut. "Apa tokomu ini baru?"
"Bagaimana kau tahu? wah, wah.... sepertinya Nona ini ahli dalam penerawangan sihir, ya? " tebak pria itu menjmenyahut disusul kekehan kecil lalu ia menyajikan segelas minuman beralkohol pada Mirela, "tadaaaa! minumanmu, Nona~"
"Mana ada seperti itu," balas Mirela turut terkekeh. "Terimakasih." Diterimanya minuman tersebut lalu hendak diminum tapi kemudian sebelum pinggir gelas mencapai bibirnya, Mirela menoleh ke arah samping kiri dimana serombongan orang-orang berjirah besi dengan logo matahari dibagian tengah nampak memasuki area pasar.
"Dengar semua!" seru salah seorang dari gerombolan itu, nampaknya dia adalah sang ketua. "Jika ada yang melihat seorang pemuda berumur dua puluh tahun dengan wajah setengah cacat dan bola mata rusak, harap laporkan pada kami atau kepala wilayah setempat. Dia adalah orang berbahaya yang melarikan diri dari wilayah Kekaisaran kami di Sirasea, ini adalah perintah dari Ibu Suri Kekaisaran kami dan agar kalian selamat dari orang berbahaya itu!"
"Paman-paman!" seru Mirela pada sang pemilik rumah makan, "aku tidak jadi pesan makanan, aku akan kembali nanti." Kemudian bangkit dari tempat duduk dan berlari pergi dengan gelas berisi minuman yang sudah dibayarnya.
"Hei, nak!" pria itu balas berseru. "Jangan kau bawa pula gelasku!"
"Akan kukembalikan!" dari kejauhan Mirela memekik supaya pria itu mendengar jawabannya lalu ia mempercepat larinya sambil meneguk minuman favoritnya hingga tandas kemudian dilemparkan asal gelasnya begitu saja.
"Seharusnya mereka belum jauh dari sini," ujar Mirela mengingat-ingat ke arah mana Matteo dan Asteria pergi tadi lalu mendadak ia teringat pada scene di pinggir sungai yang ada didekat sini, tempat River dan Asteria berkencan tetapi sekarang posisi River digantikan oleh Matteo.
Tanpa pikir panjang Mirela membawa langkahnya menuju ke tepi sungai untuk mencari keberadaan kedua orang itu sebab Mirela harus memberitahu pada Matteo kalau secepatnya pemuda itu harus pergi dan bersembunyi karena para prajurit bersenjata dari Sirasea mulai mencari keberadaannya hingga sampai di tepi sungai dan nyaris melihat adegan--
"MATTEO!" seru Mirela dalam posisi memunggungi Matteo dan Asteria yang posisinya sedang berhadap-hadapan dalam jarak dekat, tidak usah dijelaskan mereka berdua akan melakukan apa.
"Siapa itu?" Asteria menoleh ke arah gadis asing yang mendadak muncul dan merusak momennya bersama Matteo. "Siapa kau? Apa kau kau inginkan dari kami?"
"Maaf, aku bukan bermaksud mengganggu kalian." Ucap Mirela meringis penuh rasa sesal. "Ada hal penting yang harus kubicarakan dengan, Matteo."
"Aku?" Matteo berbalik, menunjuk pada dirinya sendiri. "Kenapa kau ingin bicara padaku dan hal penting apa yang kau maksudkan?"
"Mereka mencarimu."
"Mereka?" kening Matteo memunculkan kerutan cukup banyak. "Mereka siapa?"
"Mereka adalah orang-orang dari tempat kau berasal." Jawaban Mirela sukses membuat Matteo tertegun sekaligus merasa penasaran.
"Kau..."
"Aku tidak akan berbalik sampai kalian menyelesaikan urusan." Ujar Mirela lebih dulu, sebab ia tak mau kalau sampai melihat adegan sepasang kekasih sedang berciuman. Yang ada Mirela merasa malu sendiri!
![](https://img.wattpad.com/cover/355511056-288-k54559.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Shadow Prince
Fantasy[TERSEDIA DI SHOPEE DALAM BENTUK NOVEL CETAK, langsung ketik Momentous Wordlab di pencarian terus buka akun shoppenya dan cari judul cerita ini💕] Matteo Haze atau lebih dikenal sebagai putra tunggal Kaisar Yohan dan Permaisuri Lana yang dapat ditem...