16. Gamall vinur

13.2K 1.4K 463
                                    

Malam itu penyebrangan dari pelabuhan Everland menuju pelabuhan wilayah Sirasea berlangsung lancar tanpa ada kendala sedikitpun. Jafar yang lainnya berpura-pura menjadi anak buah kapal dan turun dari dalam kapal yang sebagian besar mengangkut barang-barang para pedagang antar benua. Tak lupa mereka menyapa penjaga pelabuhan supaya terkesan ramah dan sudah akrab dengan tempat itu.

Di waktu yang sama perayaan sedang berlangsung meriah di istana sebab malam ini adalah malam dimana putri Narnia yang bernama Aisha melakukan debutante meriah bersama putri dari para bangsawan lainnya di wilayah Sirasea. Mulai dari anak pejabat berpangkat Baron sampai Grand Duke berkumpul di aula istana untuk sama-sama merayakan debutante mereka, peristiwa dimana malam itu mereka saling mengenalkan diri dan jika beruntung mungkin akan ada pemuda atau gadis yang tertarik lalu jatuh hati namun banyak juga para ayah yang mencari jodoh untuk putri dan putranya.

"Putri Aisha," panggil Narnia seraya menghampiri anak perempuan kesayangannya itu. "Ada pemuda yang kau sukai, hm?"

Aisha, gadis berpakaian gaun indah berwarna biru tua tanpa lengan itu menoleh pada sang ibu lalu menggeleng. Dijawabnya Narnia dengan kalimat, "tidak ada, Bu."

"Semua yang ada disini membosankan," komentar Aisha nampak jengkel, gadis berkulit putih itu menatap sang ibu lama kemudian tersenyum. "Aku punya tipe, Bu. Aku mencari seorang pemuda yang berbeda, seseorang yang berdiri dikakinya sendiri bukan berdiri atas bantuan dari orang tua atau kerabat."

"Sayang..." Narnia menghela nafas jengah, bahkan dalam acara besar ia harus menasehati putrinya itu. "Kau sudah dua puluh empat tahun, kau cantik, dan kau... seorang putri. Hentikan imajinasi omong kosongmu tentang seseorang seperti itu."

"Ibu, tak ada yang membuatku tertarik disini. Semua terasa sangat-sangat membosankan." Keluh Aisha disusul hela nafas panjang lalu ia berbalik dan pergi menuju meja guna mengambil minuman disana.

"Anakku--"

"Yang Mulia..." seorang pria menyela percakapan antara Narnia dan Aisha, pria itu merupakan Duke dari salah satu daerah Kekaisaran Sirasea. "Boleh aku berbincang sebentar denganmu? Pesta meriah ini baru terjadi setelah puluhan tahun lamanya, karena itu aku ingin memanfaatkan waktu terbaik kita."

"Tentu saja." Narnia menanggapi dengan senyum ramah, ia lalu meminta Aisha untuk kembali bergabung diantara para putri bangsawan selagi dirinya berbincang dengan pria tersebut.

Tanpa sepengetahuan Narnia, Aisha pergi meninggalkan aula. Gadis itu merasa bosan dan memilih berjalan-jalan disekitar lorong, niatnya sih ingin kembali ke kamar namun ditengah perjalanan ia mendapati dua orang prajurit sedang berbincang seru tentang seseorang.

"Aku merasa kasihan padanya."

"Kasihan? Yang Mulia bilang pemuda itu adalah pengkhianat, untuk apa kita merasa kasihan?" sahut yang satunya lagi tak sependapat dengan rekan sesama prajuritnya.

"Bayangkan saja jika dirimu tidak makan dan minum selama seharian, bagaimana rasanya?" celetuk pria tadi membalas.

"Lapar, haus, lemas... lagipula mengapa aku tidak makan? kalau lapar aku akan makan di dapur, ada jatah makanan bagi para prajurit."

"Coba kau pikirkan tentang tahanan itu, kita dilarang memberinya air dan makanan. Bagaimana dia bisa bertahan selama seminggu?"

"Sudahlah, aku tak peduli." Decaknya lalu bergegas pergi, melanjutkan kegiatannya memeriksa tiap lorong istana.

Setelah kedua prajurit itu pergi, Aisha keluar dari persembunyian. Ditatapnya lorong sekitar yang nampak sepi, ia juga memastikan tak ada siapapun yang mengikutinya sampai ke sini sebab setelahnya tiba-tiba Aisha menyelinap ke lorong menuju penjara bawah tanah setelah mendengar percakapan singkat dua orang tadi.

The Shadow Prince Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang