22. Another Plan

11.9K 1.4K 756
                                    

Matteo tertangkap.

Jika sudah begini cara apa yang tersisa?

Mirela berusaha berpikir keras, ia berada di taman. Menyamar diantara para pelayan karena Narnia mengira dirinya kabur bersama para tamu semalam membawa Jafar dan Jena. Pun wanita itu sekarang nampaknya punya kesibukan baru yakni bercengkrama dengan seorang pria yang Mirela kenal sebagai Eros.

Mantan ketua prajurit saat pemerintahan Yohan. Pria itu adalah pengkhianat. Dia dan Narnia bekerja sama untuk memprovokasi Alan dengan membangkitkan sisi pengecut pria itu dan membuatnya menyerang Lana karena tahu Yohan pasti akan melindungi wanita itu dengan menerima tusukan menggantikannya.

Fakta baru lainnya juga muncul, Mirela mendapatkannya dari Matteo. Tentang Permaisuri Lana dan Kaisar Yohan yang tidak pernah pergi ke Selatan untuk pengobatan. Mereka disekap disuatu tempat dan mengingat kalimat terakhir yang Narnia ucapkan nampaknya kini Matteo berada di tempat penyekapan yang sama dengan mereka.

Matahari baru saja terbit, mungkin sekitar pukul setengah enam pagi. Mirela bisa melihat cahaya keemasan di ufuk timur, kalau di ufuk barat artinya kiamat.

"Ini masih pagi tapi otakku sudah harus berpikir keras," gumam Mirela meratapi nasib. "Ada bagusnya Matteo berkumpul dengan keluarganya tapi masalahnya mereka malah reuni di penjara. Aku harus mencari cara untuk meruntuhkan pertahanan Narnia dari dalam, bagaimana?" ditengah gumamnya mendadak terdengar ringkikan seekor kuda disertai tapak kakinya yang cukup kencang.

Wushhh~

Bak adegan dalam drama kolosal, seekor kuda bersama Tuannya baru saja melintas di hadapannya dengan kecepatan tinggi bahkan angin yang diciptakan sampai membuat rambut Mirela yang terurai menutupi bagian depan wajahnya, membuat gadis itu jadi nampak seperti hantu selama beberapa saat.

"Narnia... punya seorang putra, ya?" sekelebat ide baru muncul, agaknya kepala Mirela memang memiliki banyak ide licik meski beberapa ide berakhir gagal seperti saat ia mencoba menjodohkan Matteo dan Asteria.

Namun setelah dipikir lagi kejadian itu berada diluar perkiraan Mirela. Siapa yang tahu Asteria akan berada di bawah Narnia karena ancaman wanita itu yang siap mencelakakan dirinya jika tidak mau patuh.

"Aku coba sekali lagi, kali ini akan kudekati putramu agar bisa masuk ke dalam lingkaran keluargamu lalu menghancurkannya." Ucap Mirela merancang rencananya dalam waktu singkat kemudian bergegas menyusul kepergian putra dari Narnia yang tak lain dan tak bukan ialah Pangeran Mahkota Natan.

Pemuda itu pasti berburu tak jauh dari sini, Mirela bisa menebak sebab Natan pergi sendiri bukan membawa serombongan prajurit untuk mendampinginya. Dan benar saja, tidak butuh waktu lama bagi Mirela untuk menemukan kuda putih yang tadi Natan tunggangi sedang berada di dekat pohon karena talinya diikat melingkar pada pohon tersebut.

Sekarang Mirela hanya perlu menemukan keberadaan Natan, lebih tepatnya berada di area depan pemuda itu. Mirela berkeliling sejenak lalu mengikuti jejak anak panah yang tertancap di batang pohon, diambilnya satu dari beberapa panah itu kemudian dibawanya mendekat ke arah sumber suara langkah kaki diatas dedaunan.

Natan berada disekitar sini. Mudah bagi Mirela untuk melakukan trik, dia menunggu pemuda itu membidik ke arah semak lalu cepat-cepat menempatkan dirinya tak jauh dari semak itu kemudian menusukkan anak panah yang tadi dibawanya ke bagian lengan kiri.

Jleb!

"Uh..." lirihnya menahan rasa sakit ketika ujung tajam anak panah tertancap ke kulitnya.

Bertepatan dengan itu Natan melesakkan anak panahnya ke arah seekor rusa yang tak jauh dari Mirela namun meleset sebab Mirela mengusir rusa tersebut dengan cara mengibaskan tangannya lalu ia berteriak kesakitan.

The Shadow Prince Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang