"Jadi...." Narnia menggantung ucapannya sembari mengusap dada bidang Jafar yang mengkilap basah akibat keringat dan posisi wanita itu berada diatasnya sekarang.
"Kalian berpikir bisa membodohiku?" lanjutnya disertai kekehan menyeramkan.
Deg!
"Apa?"
"Aku sudah tahu kalian menyelinap ke istanaku." Ujar Narnia memperjelas maksud dari perkataannya, "woah, kaget?" ledeknya tertawa.
"Apa maksudmu?" Jafar berpura-pura tidak tahu atas perkataan Narnia, "menyelinap? siapa yang menyelinap?"
Narnia menghela nafas, di usapnya lembut dada bidang Jafar lalu ditekan. "Kau masih berusaha bohong setelah kubilang aku tahu segalanya, sayang?"
Beberapa saat sebelumnya...
"Yang Mulia, aku ingin melapor padamu. Ada orang yang berusaha menyusup ke istana dengan menyamar sebagai tukang pijat."
"Hmm? Siapa itu?" Narnia membalas dengan satu alis terangkat.
"Seorang pria. Padahal sebelum dia datang sudah ada tiga orang; satu pria dan dua gadis yang datang memperkenalkan diri sebagai tukang pijat untuk anda dan Yang Mulia Putri." Jawab prajurit itu menjelaskan.
Setelah mendengar flashback singkat dari sisi Narnia, Jafar terdiam. Itu artinya sejak awal wanita ini sudah tahu siapa dirinya, itulah sebabnya secara sengaja Narnia menciptakan momen dimana mereka berdua berada di kamar, diatas ranjang, sedang melakukan...
"Jadi, kau ingin menyerahkan diri atau kulakukan dengan cara kasar?"
"Kau salah paham," ucap Jafar mencoba mengelak. "Aku bukan bagian dari rombongan itu."
"Yang bilang kau bagian dari rombongan itu, siapa?" sahut Narnia tersenyum sinis dan tepat disaat itu Jafar menyadari ia sendirilah yang seolah memberitahu kalau dirinya merupakan bagian dari tiga orang yang mengaku sebagai tukang pijat pada prajurit penjaga.
"Itu..."
Jafar meneguk ludah, "aku--"
"Skakmat." Narnia tersenyum lebar seraya mencondongkan wajahnya mendekat pada wajah Jafar. "Kau telah membuka kartumu sendiri."
Lalu masih dalam posisi yang sama dengan cepat Narnia membuka laci kayu yang ada di sebelah ranjang, mengambil pisau dari dalam balutan kain lalu ditusukan tepat ke bagian samping leher Jafar.
Jleb!
Pria itu mencoba menahan Narnia namun kalah gesit, wanita itu menang dalam hal kecepatan.
"Akhh..."
Narnia terkekeh. "Jangan khawatir, aku punya penawar racunnya. Kau hanya perlu menyerahkan teman kecilmu itu padaku karena hal serupa juga kulakukan pada temanmu yang satu lagi. Siapa namanya, ya? uhmm..."
"Jangan sentuh Jena." Pinta Jafar penuh penekanan dengan tatapan memperingatkan. "Dia tidak ada kaitannya dengan semua ini."
"Tapi, dia terkait denganmu, sayangku." Narnia tertawa lagi, tawa yang terdengar keras dan jahat. "Bersiaplah, kalian berdua akan menjadi tontonan di aula sampai Mirela menyerahkan diri."
"Dia pasti sudah pergi dari sini." Ujar Jafar dengan yakin.
"Pergi? Tak ada jalur akses keluar dari sini yang luput dari pengawasan dan--"
Tok tok tok!
"Yang Mulia!" seruan lelaki dari luar membuat Narnia refleks menoleh cepat sementara itu Jafar nampak menyunggingkan senyum ditengah rasa sakit yang melanda lehernya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Shadow Prince
Fantasy[TERSEDIA DI SHOPEE DALAM BENTUK NOVEL CETAK, langsung ketik Momentous Wordlab di pencarian terus buka akun shoppenya dan cari judul cerita ini💕] Matteo Haze atau lebih dikenal sebagai putra tunggal Kaisar Yohan dan Permaisuri Lana yang dapat ditem...