VERSI NOVEL DARI CERITA INI SUDAH TERSEDIA DI SHOPEE LENGKAP DENGAN HAPPY END🐙💕
Apabila tertarik Search Momentous WordLab di shoppe, buka akunnya terus scroll dikit nanti ketemu judul ini ketemu yaww❤🩹
***
"Kau tunggu disini." Pinta Asteria menunjuk ke arah taman yang ada di samping bangunan istana sementara dirinya akan masuk ke dalam dan menikmati pesta.
Mirela mengangguk tetapi, dalam hati ia menggerutu. "Padahal dia bisa menyuruhku kembali ke penginapan!"
"Kau dengar?" sekali lagi gadis itu bertanya guna memastikan keberadaan Mirela tidak pergi kemanapun.
"Dengar, Nona." Mirela tersenyum, "semua demi uangmu." Batinnya berkata kemudian.
"Baiklah," angguknya. "Aku pergi."
"Selamat menikmati pesta anda, Nona!" Mirela melambai dengan bola mata mendelik seakan mengejek Asteria namun saat gadis itu berbalik cepat-cepat ia memasang senyum paling lebar.
"Seandainya aku transmigrasi menjadi anak dari keluarga bangsawan kaya raya meski figuran atau antagonis atau tokoh apapun yang matinya cepat kurasa tidak apa-apa, jauh lebih baik daripada menjadi masyarakat biasa." Gumam Mirela mulai mengeluh akan hidupnya sekarang, ia juga menatap bekas luka yang di depannya pada bagian lengan. Ada beberapa bekas luka disana.
"Menyebalkan!" lanjutnya masih kesal karena transmigrasi yang dirasa tidak adil.
"Aku juga kelaparan!" seru Mirela tak kencang disusul desahan nafas panjang dan rutukan tak jelas seperti 'nasib sial' berkali-kali.
"Bahkan di pesta sebesar ini tidak ada makanan untuk pelayan yang menunggu diluar." Ucapnya menggerutu untuk kesekian kali seraya menghentak-hentakkan kakinya menendangi rerumputan basah hingga mengotori sepatu cantiknya.
Omong-omong mengenai sepatu cantik, sepatu yang Mirela kenakan saat ini merupakan sepatu yang Matteo hadiahkan padanya sebagai pengganti sepatunya yang lama. Yang sudah jelek dan penuh noda darah. Mengingat itu membuat Mirela jadi memperhatikan sepatu yang melekat di kakinya lebih detail lalu menghela nafas kasar.
"Katanya sepatu yang bagus akan membawamu ke tempat bagus." Jeda sesaat sebab Mirela mengedarkan pandangannya ke sekitar, melihat bunga, pohon-pohon taman, semak, dan memuakkan.
"Sepatuku sudah bagus, lho!" serunya kesal lalu dengan cepat dilepaskannya sepatu tersebut lalu dilemparnya ke sembarang arah dengan kencang.
Puk!
"Agkhh..."
Hingga sepatu yang dilempar olehnya itu sepertinya baru saja mendarat di kepala seseorang karena terdengar suara meringis tepat setelah bunyi 'puk' saat sepatunya mendarat pada sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Shadow Prince
Fantasy[TERSEDIA DI SHOPEE DALAM BENTUK NOVEL CETAK, langsung ketik Momentous Wordlab di pencarian terus buka akun shoppenya dan cari judul cerita ini💕] Matteo Haze atau lebih dikenal sebagai putra tunggal Kaisar Yohan dan Permaisuri Lana yang dapat ditem...