Mirela tersentak, ia terbangun karena terkejut usai mendapati mimpi dirinya terjun ke dalam jurang. Bahkan posisinya saat ini langsung berubah menjadi duduk, membuat kepalanya agak pusing karena gerakan tiba-tiba yang dilakukannya terlebih saat nyawanya masih belum terkumpul sempurna.Yang lebih membuat kaget lagi, Mirela bangun diatas kasur empuk nyaman yang semalam ditidurinya dan saat melihat ke arah balkon sudah tak nampak sinar matahari dari sana. Hanya ada kegelapan yang disinari cahaya rembulan, artinya sudah malam hari.
"Aku? Aku tidur!?" bingung gadis itu menanyai dirinya sendiri namun ia tak ingat apa yang terjadi setelah terakhir memakan sarapan di meja makan.
"Aku sama sekali tidak ingat apapun setelah itu, aku..." gumam Mirela seraya memegangi kepalanya mencoba sekuat tenaga untuk mengingat tapi sepertinya ia benar-benar tidak sadarkan diri setelah makan tadi pagi, mungkinkah ia pingsan karena kelelahan?
Mirela akui akhir-akhir ini tidurnya tak nyenyak, ia tidur dipasar, itupun kadang dimeja dan kadang dikursi. Kadang dibangunkan pagi-pagi sekali oleh pemilik kedai yang harus mempersiapkan kedainya secepat mungkin.
Merasa semua itu masuk akal, Mirela mengusap wajahnya kasar lalu menempatkan telapak tangannya menutup kedua mata. Yang lebih buruk lagi ia harus menunggu sampai besok pagi untuk pamit pergi atau sebaiknya sekarang saja?
"Lebih baik sekarang saja." Putusnya setelah mempertimbangkan selama lima detik lalu bergegas keluar dari kamar guna mencari keberadaan Matteo.
Sekali lagi Mirela bertanya pada para pelayan atau prajurit yang dijumpainya, menanyai keberadaan Matteo dan mereka semua bilang kalau pemuda itu sedang ada di teras depan istana sejak dua jam lalu sampai sekarang.
"Teras istana?" mendengar 'teras istana' disebut seketika bulu kuduknya berdiri semua. "Baiklah, terimakasih." Angguk Mirela memutuskan untuk tetap tenang walau sulit.
Jantungnya mulai berdebar kencang bahkan saat kakinya belum melangkah menuju teras. Jujur, Mirela merasa ketakutan karena itu ia mencoba untuk keluar dari istana dengan cara halus lagipula urusannya di tempat ini sudah selesai. Satu-satunya yang belum selesai ialah penyiksaan Matteo terhadap tiga orang tersebut.
"Tenang, tenang Mirela. Kau sudah sangat tua, jiwamu sudah empat puluh tahun ke atas. Bagaimana mungkin kau takut pada bocah dua puluh--"
Srak!
Deg!
Ucapan dalam hatinya bahkan belum selesai saat terdengar suara anak panah menancap pada sesuatu. Seketika nafas Mirela tertahan disana. Terlebih ketika pandangan di depan matanya lagi-lagi genangan darah, ia merasa deja vu.
Ada tiga aliran darah yang menetes, masing-masing berasal dari korban gantung Matteo. Eros, Natan, dan Perdana Menteri tidak dibiarkan sadar. Meskipun mereka sadar, mereka tidak akan sanggup barang sekedar untuk membuka mulut dan mengeluarkan sepatah kata sebab mulut ketiganya sudah robek sampai rahang tengkoraknya terlihat.
Tak ingin menyerah begitu saja, Mirela menguatkan diri dengan mengucapkan kalimat dorongan semangat secara berulang dalam hati sambil berjalan ke arah luar pintu besar istana.
"Aku bisa, aku bisa, aku pasti bisa. Aku... tidak bisa!" Langkahnya memutar, ia berhenti disana karena tidak berani keluar lebih jauh.
"Kau sudah bangun?" suara Matteo terdengar menegur Mirela dari kejauhan, pemuda itu sedang memasang anak panah pada busur lalu mengarahkannya tepat ke paha kanan Eros kemudian melepasnya hingga menancap bersisian dengan dua anak panah lainnya.
"Kau tidur di meja makan jadi aku mengembalikanmu ke kamar, kupikir kau akan bangun dalam satu atau dua jam namun sayangnya kau melewatkan belasan jam." Ujar Matteo pandai merangkai kata-kata, menyembunyikan fakta bahwa dirinyalah yang membuat Mirela tidur selama itu dengan bubuk yang dicampur pada daging ikan..
![](https://img.wattpad.com/cover/355511056-288-k54559.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Shadow Prince
Fantasía[TERSEDIA DI SHOPEE DALAM BENTUK NOVEL CETAK, langsung ketik Momentous Wordlab di pencarian terus buka akun shoppenya dan cari judul cerita ini💕] Matteo Haze atau lebih dikenal sebagai putra tunggal Kaisar Yohan dan Permaisuri Lana yang dapat ditem...