🌷🌷🌷
"Chii...," sapa Raga pelan. Lelaki itu sedang terduduk disebuah sofa abu dimarkas kesayangan mereka.
"Hmm? " sahut Chichi yang juga sedang PW rebahan disofa yang satunya.
"Pala gue sakit lagi!" kata Raga mengeluhkan kepalanya yang sakit dari tadi.
"Pasti karna Sagha lagi kan? Gausah dipikirin! Lo itu Raga! Dhyra cuma salah orang, jangan paksain mikir yang gak penting, Ga! " sontak Chiichi menaikkan nada bicaranya, seolah memarahi Raga. Dengan mosi tidak suka terhadap Sagha.
"Chii..., gー" Raga ingin menyaut.
"Ga ada tapi-tapi! " bantah Chichii menyela. Kalau lagi marahin Raga, kesan entah kenapa aura feminimnya terpancarkan. Namun Raga selalu tak menyadari. Yah, dia mana kepikiran kesitu?
"Ckk.. Enteng bet lo nyebut namanya? Inget siapa dhyra? " gerutu Raga datar. Deg! Seolah ada tamparan yang langsung mengenai jiwanya.
Dengan wajah datarnya yang tajam, "Gue ga mungkin luー" sahut Chichii hampir keceplosan.
"ーLu...lu-lupa lama-lama.. gue yakin gue bakal inget!" lanjutnya gugup sendiri, mencari alasan.
Dilain tempat, dimalam yang sama, Dhyra sedang mengerjakan PR Matematika yang ke 58 dari Bu Fita tercintah.
"Jaket siapa ini Dhyra?? " tanya David sepulang dari kegiatannya di luar. Niat hati ingin mengunjungi adik tercinta, namun dia malah salah fokus dengan jaket LION yang menggantung tak jauh dari sofa di kamar Dhyra.
Begitu masuk, David mengedarkan pandangannya dan menemukan jaket hitam bergambar singa dibelakangnya tergantung didekat sofa. David sedikit was-was melihat jaket itu. Semoga saja Dhyra tidak dalam bahaya.
"Jaket si kulbet," jawab Dhyra meledek Raga yang katanya cool, tapi malah terus mengganggunya. Mendengar jawabannya begitu, wajah was-wasnya berubah saat dia tersenyum.
"Udah punya cowok aja lu!" cetus David memandangi Dhyra yang masih serius dengan tugasnya.
"Dia bukan cowok aku bang!" kata Dhyra seraya mendongakkan pandangannya pada David.
"Yang bener Dek? " tanya David meledek.
"Iyaa abang. Akuu serius!" ucap Dhyra seraya membereskan meja dan buku-bukunya setelah menyelesaikan soal ke 60.
Ting teteteng terereteng teng..
Ting teteteng terereteng teng..
Dering panjang itu terdengar dari ponsel Dhyra yang dia letakkan diatas kasur. Kemudian Dhyra mengambil ponselnya melihat panggilan masuk dari seseorang dilayar ponselnya."Siapa? " tanya David menaikkan sebelah alisnya.
"Mama," jawab Dhyra enteng, lalu menarik tombol hijau ke atas. Melihat apa yang dilakukan sang adik, David bergegas menghentikannya. Namun terlambat, telepon itu terlanjut diangkat.
"H-halo sayang.. Dhyra.. Ma-" kata Mama ditelepon, terpotong David yang seketika menutup panggilannya. David menggeleng saat Dhyra menoleh ke arahnya. Bahkan David menyita ponsel Dhyra di tangannya sekarang.
"No, Dhyra..," kata David meminta dengan tenang.
"Iyaiyaa," kata Dhyra pasrah setuju, tak lupa dengan senyuman yang terpaksa untuk meyakinkan David. David pun memgembalikan ponselnya.
"Gimana hari pertama lo? " tanya David setelah mengembalikan ponselnya. Sambil keduanya terduduk kembali. Dhyra di depan meja belajarnya, dan David di atas kasur Dhyra.
Sambil memikirkan jawaban yang tepat, Dhyra beranjak mendekat pada David. "Ga terlalu buruk," jawabnya seraya ikut menjatuhkan diri duduk di bibir kasur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories Of Us [TAMAT]
Teen FictionKetika kita kembali bertemu, tapi ternyata, itu bukan kamu. Mungkin memang aku yang gila. Beranggapan bahwa, banyaknya orang yang hadir dikehidupanku adalah kamu. ーDhyra Anantasya. Perpisahan tanpa pamit, yang tidak disengaja, telah memisahkan dua...