[85] Pertemuan Terakhir🌷

20 1 0
                                    

●●●

Malam yang gelap, sunyi, sepi, tak terlihat ada satupun orang yang nampak di tempat itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam yang gelap, sunyi, sepi, tak terlihat ada satupun orang yang nampak di tempat itu. Jalanan raya yang basah, penuh genangan air sehabis hujan melanda.

Tersorot seorang gadis berambut panjang berjalan menyusuri jalanan itu. Setelah selesai acara kemah, Alka menitipkan pesan pada Dhyra. Dia meminta supaya gadis itu berjalan menyusuri jalanan dekat rumahnya.

"Nanti lo turun dari halte, jalan kaki aja ya." kata Alka waktu itu. Alka juga menambahkan, "Lo masih percaya kan, sama gue?"

Dhyra sendiri tidak tahu, kenapa dirinya dengan senang hati menurut. Kakinya langsung melangkah tanpa keberatan. Padahal, setelah outbound kemarin, kaki Dhyra pegal bukan main.

"Ah, kesel banget! Ngapain juga gue nurut? Kan jadi cape."

Brug! Dhyra bertabrakan dengan seorang lelaki. Lelaki itu tampak terburu-buru, dengan langkahnya yang tergesa-gesa. Dhyra yang sedang melamun sambil mengeluhkan lelahnya, dan lelaki itu yang terburu-buru dalam langkahnya.

Keduanya fokus dengan isi pikiran masing-masing. Tanpa saling menatap, tanpa tahu siapa yang bertabrakan dengannya. Dhyra ingin mengeluh, tapi niatnya urung saat melihat sesuatu terjatuh ke dalam genangan air.

Dompet? Dhyra yakin betul benda itu adalah dompet. Isinya penting bukan? Walau lelaki itu langsung melanjutkan perjalanannya dengan tidak sopan, Dhyra masih berbaik hati padanya.

"K-kak! Dompetnya jatoh!" ujar Dhyra menghentikan langkahnya sejenak. Saat lelaki itu membalikkan badannya, terlihat Dhyra sedang memungut benda kotak itu dari genangan air di bawahnya.

Setelah itu, segera ia berikan pada lelaki yang telah mendekat ke hadapannya. Dhyra tertegun saat melihat lelaki yang berdiri di depannya, ternyata adalah David. Seketika Dhyra terpaku. Badannya seolah membeku, membiarkan lelaki itu mengambil benda di tangannya.

"Thanks.," sahut lelaki yang ternyata adalah David. Tak hanya itu, bahkan sebelah tangannya naik ke pucuk rambut Dhyra. Sedikit memberikan puk-puk lembut yang manis.

Dhyra tak bisa menahan dirinya. Hembusan angin yang berhembus menerpanya seolah berbisik. Membisikkan mantra ajaib yang membuat Dhyra lemah. Tanpa pikir panjang, Dhyra membawa langkahnya mendekat. Kemudian, dengan cepat Dhyra memeluk David erat. Sangat erat.

Ingin sekali rasanya untuk menangis. Tapi Dhyra tidak ingin menunjukkan air matanya di hadapan David. Teringat dia pernah berkata, "Gue udah bikin lo nangis, gue gagal."

"Abang gak pernah gagal jadi abang aku, dunia yang gagal untuk terus menyatukan kita." batinnya berbisik kuat. Kata itu tak akan pernah sampai pada David. Sebab Dhyra tak mampu mengucapkannya.

Memories Of Us [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang