[15] Wallpaper🌷

8 1 0
                                    

🌷🌷🌷

Dhyra pun kembali ke kelasnya sambil cemberut. Wajahnya tampak kusut karena loncat-loncat, di tambah kekesalan dalam hatinya membuat tubuhnya terasa panas.

"Cieeee! Raga lucu ya kalo sama lo. Cocok deh kalian!" cetus Grace. Gadis itu tampak tertawa puas, menertawakan Dhyra dan Raga.

Dhyra mendengus kesal. "Engga! Dia nyebelin! Apanya yang lucu?" tanya Dhyra menggerutu.

Grace pun menjawab,"Tingkah nyebelinnya ke lo." Lalu dia tertawa, Ela ikut-ikutan meramaikan tawanya.

🔊Ting...Nong....

Bel sudah berbunyi menggema, terdengar di seluruh penjuru sekolah. Dhyra, Ela dan Grace melangkah kembali ke kelasnya sebelum terlambat.

Sepanjang pelajaran, Dhyra tidak bisa fokus. Setiap kali dia mencoba menatap papan tulis, pikirannya langsung memutar kembali adegan di kelas Raga.

Lelaki menyebalkan itu menangkap tubuhnya dengan sempurna, sehingga Dhyra tidak jadi terjungkal. Tatapan matanya yang merasuk ke dalam jiwa, senyuman miringnya yang terukir tipis.

Jantungnya berpacu dengan sangat kencang. Dhyra merasakan perasaan aneh yang menggebu di dadanya. Rasanya tak karuan. Sepertinya, Raga berhasil membuat Dhyra terhantui bayang-bayangnya.

"Arghhh! Apaansiii!?" pekik Dhyra sambil mengacak-acak rambutnya gemas. Ah tidak, dia lupa kalau di depannya ada Bu Yuni yang sedang mengajar.

Bu Yuni menyaut, "Kenapa Dhyra? Ada yang salah?" katanya. Seketika semua mata tertuju padanya, tak terkecuali orang yang sedang lewat.

"M-maaf bu, sayaー" Dhyra kehabisan alasan, dan lagi, Bu Yuni menyela dengan perkataan yang menekan.

"Mimpi buruk? Kamu tidur di kelas saya?" ujarnya bertanya dengan garang. Pertanyaan yang ditodongkan itu membuat Dhyra semakin tak karuan.

"E-engga bu..," jawab Dhyra gelagapan. Pertanyaan penuh tekanan itu seolah menyentak ke dalam batin Dhyra.

Di tengah kegugupan itu, Grace nyeletuk, "Maaf bu, tadi saya iseng melempar kecoak mainan ke Dhyra." paparnya berbohong mencoba membantu Dhyra dari Bu Yuni yang killer.

"Alasan!" bantah Bu Yuni dengan kasar. "Dhyra! Sekarang kamu hormat ke tiang bendera, sampai pelajaran saya selesai!"

"Tapー"

"Cepat!"

Mau tidak mau, Dhyra harus menurut dan memenuhi hukumannya. Sambil menghembuskan nafas dalam, Dhyra mencoba menenangkan dirinya.

"Siapa coba dia? Bisa-bisanya bikin gue di hukum. Argh!" gumam Dhyra sambil mengambil posisi di koridor depan kelas.

"DI TENGAH LAPANGAN!" ujar Bu Yuni dengan sangat berisik memerintahnya. Dhyra sampai menutupi telinganya karena suaranya terlalu bising.

Terlihat wajahnya yang bulat mumbul dari lantai dua gedung A. Dhyra pun menurut dan beranjak pergi ke ketengah lapangan. Kenapa lapangan ini harus ada di tengah-tengah gedung A dan B? Menyusahkan.

Raga melintas di depan Dhyra, di lorong bawah gedung B. Tak ingin berurusan dengan raja singa satu itu, Dhyra memalingkan wajahnya dari Raga.

Justru Raga ingin membuat Dhyra menoleh padanya. "Bu Yuni, Dhyra kabur!" ujar Raga berteriak keras dengan suaranya yang rendah.

Dhyra menoleh ke arah Raga, sesuai keinginannya. Sambil memasang wajah heran, dan mulutnya yang terbuka menganga. Tak lama, Bu Yuni menyaut, "Dhyyraaa!" pekiknya kuat. Lalu wajahnya kembali muncul.

Memories Of Us [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang