🌷🌷🌷
Disuatu pagi yang cerah, David berbaik hati pada Dhyra mengusulkan untuk berangkat bersamanya. Untuk menutupi identitasnya, David juga telah meminjam jaket ojol milik Farel .
"Mau nyobain gak? Dibonceng ke sekolah sama gue? " ujar David menghampiri Dhyra yang sedang bersiap dikamarnya.
"Gaa, nanti aku dilabrak fans-fans abang!" jawab Dhyra sambil menyisir rambut panjangnya.
"Hahaha, kalo ada yang labrak bilang aja sama Farel!" kata David. "Lagian siapa yang mau labrak kalo kaya gini? " lanjutnya menunjukkan jaket ojol tepat setelah Dhyra menoleh.
"Hm, boleh-boleh...," sahut Dhyra setuju. Kalau dipikir-pikir, cape juga tiap hari jalan ke halte.
"Yok, berangkat!" usul David setelah Dhyra siap diboncengannya.
Perjalanannya menuju sekolah kali ini tak sepi ataupun garing seperti biasanya. Banyak canda, tawa bahkan kekonyolan David yang membuatnya kesal disepanjang perjalanan. Hingga akhirnya sampailah mereka didepan gedung sekolah.
"Dhyra dianter siapa tuch? " cetus salah seorang siswa bertanya.
"widihh kece banget abang ojolnya" sahut teman sebelahnya yang masih memperhatikan Dhyra dan Abang ojol.Grace memekik kuat dari kejauhan, "Aaaaa!!"
"Itu david ga si?? Lucu bangett!" rengek Grace berbisik pada Ela yang sedang memandangi mereka dari atas koridor lantai dua. Tak lupa tangannya terus mengguncang tubuh Ela dengan cepat."Keep calm cuy!" cetus Ela memandang Grace datar sesaat.
"Kan! Langsung jadi sorotan!" gerutu Dhyra sedikit merajuk sampai mengembungkan pipinya, menyadari semua mata tertuju padanya.
"Gapapa, bagus! " sahut David yang malah bersemangat.
"Peluk dulu dong Abangnya!" pinta David manja. Kadang kala dia memang begitu."Malah minta peluk, udah tau jadi sorotan." kata Dhyra mengeluhkan permintaannya.
"Gabole? " kata David melunjak.
"Boleh sihh, untung lo abang gue." jawab Dhyra seraya memberikan pelukan hangat untuk sang abang. Sepertinya keduanya tidak sadar dengan keadaan dan penampilan yang mereka tunjukkan di depan umum saat ini.
"Kalo bukan? " tanya David yang mulai melingkarkan tangannnya memeluk Dhyra.
"Ya gabole! Udah-udah sana! " sahut Dhyra sewot mengurai peluknya. David tersenyum melihat Dhyra yang marah.
"Ngusir? " katanya seolah memelas.
"Iya, aku mau sekolah. Byebye! " pamit Dhyra membalikkan badannya dan berniat masuk ke dalam gedung.
"'Take care nya mana? " pinta David pada Dhyra tepat dilangkah yang ketiga. Kalimat itu nyatanya mampu meluluhkan emosinya.
Dhyra menghentikan langkahnya, kemudian tersenyum sesaat sebelum akhirnya membalikkan badannya dan berkata, "Take care abang jelek!" serunya bersemangat.
"Gue cakep tau! " sahut David ikut tersenyum.
"Iyaiya.." gumam Dhyra sembari melanjutkan langkahnya menuju gedung sekolah. David melesat jauh, dan Dhyra pun melanjutkan langkahnya menyusuri gedung sekolah.
Angin berhembus lembut menerpa wajah Dhyra yang berseri. Menerbangkan rambutnya hingga berayun bagaikan ombak dilautan. Dhyra melangkahkan kakinya masuk ke dalam gedung sekolah.
Tepat dua langkah didepannya, ada lima orang siswi yang mencegat jalannya. Kemudian menyunggingkan bibir mereka secara tidak kompak.
"Serendah itu lo sampe ganjen sama ojol?" cetus salah satu diantara mereka, tak terlihat nama dikemeja putih ketat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories Of Us [TAMAT]
Novela JuvenilKetika kita kembali bertemu, tapi ternyata, itu bukan kamu. Mungkin memang aku yang gila. Beranggapan bahwa, banyaknya orang yang hadir dikehidupanku adalah kamu. ーDhyra Anantasya. Perpisahan tanpa pamit, yang tidak disengaja, telah memisahkan dua...