🌷🌷🌷
Klakson beriringan terdengar dari kendaraan di jalan, tertuju pada mobil yang di kendarai Vano membawa Bunga. Kemudian gadis itu turun dan segera berlarian masuk ke dalam restoran.
Dia terlambat untuk temu dengan seseorang. Pastinya karena Zidan sempat menahannya, di tambah dia terlalu lama berdandan. Riasan wajahnya yang selalu terlihat mature, kini beralih pada riasan cute mirip douyin yang dia tonjolkan kesannya cukup kuat.
Gadis itu kemudian mengecek ponselnya sekali lagi. Memastikan pria yang di depannya, benar orang yang akan dia temui. Dan setelah dia yakin, Bunga melangkah mendekat.
"Hai! Kamu kak Ferry, ya?" sapanya ramah sambil memposisikan diri duduk di depannya.
Lelaki di depannya, sungguhan Ferry Anveljayandra. Bunga yakin, kini gadis itu menjulurkan tangannya. "Kenalin, aku Bunga Talita. Anaknya Mommy Dena." Bunga memperkenalkan diri.
Ferry menjabat tangannya, menghargai. "Okay, nice to meet you. " balasnya.
"Too. " sahut Bunga dengan manisnya. Dia sungguhan merubah penampilan dan kepribadian menjadi lebih imut dan manis. Satu kata untuk Bunga, Gila.
"Kak Ferry ternyata lebih dari dugaan aku. Keren." celetuknya setelah memandangi Ferry dari ujung kaki sampai ujung rambutnya.
Pujian itu tidak berefek apapun pada Ferry. "Thanks, btw gue udah pesen. Sesuai request." balasnya.
"Terimakasi kembali. Oh ya kak, menurut kakak, gimana?" celoteh Bunga bertanya.
Pertanyaannya terlalu irit, sehingga sulit dimengerti. Ferry memastikan, "Lo? Atau......ー"
Masih menjaga image, Bunga tekekeh lucu. "Bukan! Tentang pertunangan ini??" katanya menegaskan pertanyaannya. Sambil terselip tawa diantara kalimatnya.
"Gue 90% gamau." jawab Ferry terus terang. Bunga memiringkan kepalanya reflek, "Kenapa?" katanya.
Alasannya sedikit sulit untuk jelaskan. Karena simple nya, Ferry tidak suka hal seperti ini. Terlebih pemikirannya tentanf hubungan yang berawal dari bisnis. "Lo sendiri gimana?" timpal Ferry balik tanya.
"Hmmm, aku terima apa aja keputusan kak Ferry." jawab Bunga. Samar, seperti gaya Ferry menjawab.
Namun Bunga memberikan sedikit asumsi dan alasannya pada Ferry. "Asalkan Mommy dan Daddy aku seneng, aku seneng. Tapi, kalau kak Ferry gak mau, yah gapapa. Setidaknya aku udah nurut sama mereka." paparnya dengan imut.
Ferry mengangguk dingin. "Good girl!" Bahkan senyuman singkat terukir diwajahnya.
Bunga senang melihat Ferry mulai tersenyum. Gadis itu menyempatkan diri bertanya, "Persentasenya berkurang?" katanya.
Ferry menggeleng, dan dengan bangga dia menyebutkan angka besar. "95%" katanya.
Bunga mulai jengkel karena Ferry keras kepala. Dalam sejarah usaha Bunga, dia tidak pernah gagal merayu lelaki manapun. "Ayolah, kak!" rengeknya.
"Apaan?" sahut Ferry datar.
Setelah menghela nafas, gadis itu menjawab, "Ayo nikah sama aku!" katanya. Masih mempertahankan wajah melasnya yang merengek. "Kakak gak mau? Kenapa? Aku kurang cantik? Kurang seksi? Kurangー"
Sebelum Bunga melanjutkan ucapannya lebih jauh, Ferry menyela, "Lo masih bocil, ya!" tegasnya. "Gak usah kaya gitu!"
"Maaf," sahut Bunga lirih. Dia mengerti watak Ferry sekarang. Dia tidak akan berhasil jika terus memaksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories Of Us [TAMAT]
Novela JuvenilKetika kita kembali bertemu, tapi ternyata, itu bukan kamu. Mungkin memang aku yang gila. Beranggapan bahwa, banyaknya orang yang hadir dikehidupanku adalah kamu. ーDhyra Anantasya. Perpisahan tanpa pamit, yang tidak disengaja, telah memisahkan dua...