[28] Jaket🌷

7 1 0
                                    

🌷🌷🌷

Yah, G-STRIX berulah lagi. Baru saja muncul di permukaan setelah tujuh bulan hilang, kumpulan itu sudah cari masalah. Keributan yang terjadi di halaman sekolah Kindergreen adalah ulah mereka. Dan tentunya Raga yang menerima tantangan mereka.

Dua jam berlalu usai keributan itu berakhir dengan cekcok besar-besaran seluruh anak LION dan G-STRIX. Pasalnya Raffa tersorot hendak pergi meninggalkan mereka. Anak G-STRIX yang melihatnya, merasa kalau Raffa lari dan takut karena mereka kalah jumlah.

Untuk menentang hal itu, mau tidak mau mereka cekcok semua deh. Tapi untungnya, kejadian itu sudah usai dua jam yang lalu. Semua siswa yang terlibat masih di tahan di ruang BK sekarang.

Sedang yang lain, kembali ke kelas dan melanjutkan pembelajaran. Beberapa menit lagi menuju istirahat kedua, jam makan siang. Tepat di pukul 12:00.

"Panggilan, kepada Dhyra Anantasya dari kelas XI A-3, di mohon untuk datang ke meja piket., terimakasih..," pengumuman terdengar menggema dari speaker di kelas XI A-3.

Dhyra sedang menulis, dia hampir menyelesaikan catatannya. Mau tidak mau dia harus terhenti dan segera memenuhi panggilan itu. Guru yang sedang mengajar pun mengizinkan.

Sambil bertanya-tanya, langkahnya tergerak cukup cepat ke arah loby. Entah kenapa, Grace malah was-was alias waspada dengan apa yang akan terjadi. Dia takut sahabatnya ikut di tarik ke masalah pertikaian tadi pagi. Kewaspadaan juga kekhawatiran itu sampai pada Ratu dan Ela.

"Kak Ferry??" celetuk Dhyra menyebutkan nama orang yang dia dapati disana. Orang itu langsung menoleh dan tersenyum menyambut Dhyra.

Dhyra pun mendekat. Ferry menyodorkan tas jinjing di tangannya. Isinya bekal makan siang.

"Dari abang lo. Katanya hari ini lo harus makan masakannya.., biar gak lupa punya abang." jelasnya menambahkan.

Mendengar pesan itu, Dhyra tertawa. "Haha, aku ga pernah lupa kok. Yang ada tuh dia, lupa punya adek." timpalnya menyanggah.

Ferry hanya bisa ikut tertawa. Tak ingin menahan Ferry lebih lama, Dhyra pun menerima makanan itu, "Makasih ya kak, sampein sama abang.. aku gak akan lupa," tambahnya.

"Yoi. Gue duluan, ya. Semangat belajarnya, dedek!" sahut Ferry dengan akrab.

Sebutan dedek di ujung kalimatnya, membuat Dhyra bergidik geli mendengarnya. "Abang yang bilang gitu?" katanya bertanya.

Ferry mengangkat bahunya, entah. Sambil nyengir, Ferry melenggang pergi keluar dari loby. Pastinya menuju ke mobilnya, dan melaju pulang ke rumahnya. Atau mungkin ke tongkrongannya bersama David. Itupun, kalau David sudah selesai kerja.

Dari dalam ruang BK, yang bisa terjamak jauh dari meja piket, Raga mengintip Dhyra berbincang dengan Ferry. Lalu dia menatap Farel, menyimpan tanya itu untuk nanti. Di depannya, kepala sekolah masih belum selesai mengoceh sejak tadi. Yah, nasihat berturut-turut dari guru-guru dan kepala sekolah.

"Ada apa, Raa?" bisik Grace setelah Dhyra kembali.

Dhyra pun tersenyum dan menjawab, "Bukan apa-apa, abang gue nitipin bekel ke kak Ferry." katanya. Rasa khawatir Grace sampai pada Dhyra.

"Aaa, so switt!!!" sahut Grace tak mampu menahan dirinya yang baper dan salting sendiri atas hubungan adik-kakak diantara Dhyra dan David.

"Grace! Tolong, jangan berisik!" titah bu Dwi mengingatkan. Dhyra nyengir melihat Grace makin nyengir.

Akhirnya, waktu yang dinanti-nanti datang. Bel berbunyi disusul pengumuman waktu istirahat telah tiba. Dengan semangat dan rasa bahagia menggebu di hatinya, Dhyra mengeluarkan kotak bekal yang baru dia dapat.

Memories Of Us [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang