🌷🌷🌷
Sore, pukul tiga, di bawah langit mendung di tengah udara dingin yang menyelimuti. Awan tampak hitam, menghalangi kilau keemasan dari matahari di kala senja.
Sejak pulang sekolah, Dhyra tidak banyak bicara. Hanya menjawab pertanyaan David, itupun dengan singkat. Dan lagi, perasaan khawatir itu kembali menyerangnya.
David berdiri sendirian, melamun, menatap kosong aliran air bendungan di depan matanya. Sendirian, tanpa seorang pun di sampingnya. Sama hal nya dengan Dhyra yang butuh waktu untuk sendiri, David pun butuh celah untuk melepaskan dirinya yang lemah.
Sebentar lagi, matahari akan segera terjun alias tenggelam. Bagaimanapun, dia tidak bisa meninggalkan adiknya terlalu lama sendirian.
Dengan langkah kakinya yang penuh kebimbangan, David mengarah ke halte untuk menunggu bus. Sengaja ia tidak pergi dengan motornya. Dia ingin mencoba mengerti perasan Dhyra, tiap kali gadis itu pergi kesini.
Di halte pemberhentian pertamanya, David mendapati seseorang yang dia kenal duduk disana sendirian. Entah kenapa dia mengambil rute bus yang memutar jauh dari garis lurus.
David turun dari bus. Lalu menghampiri orang yang dia kenal itu. Tidak lain dan tidak bukan, orang itu adalah Bunga. Dengan wajah semeringahnya, Bunga menyambut kedatangan David yang tidak sengaja itu.
"Gimana Dhyra?" tanya Bunga nyeletuk. "Masih trauma, ya?"
David kembali bertanya-tanya. "Apa yang udah lo lakuin? " tanya David. Sebab seingatnya, kemarin Dhyra sudah merasa lebih baik. Dan tiba-tiba saja sepulang sekolah dia kembali murung.
"Gue? Gue campurin obat tidur ke minuman anak-anak LION. Dan, gue campurin obat perangsang ke minumannya Raga." jelasnya mengakui perbuatannya yang tidak terekam CCTV.
Bunga menambahkan, "Keren, kan?" Kalau boleh jujur, David sangat ingin menghabisinya sekarang juga.
Namun, dia tidak akan melakukannya sekarang. Dari balik halte bus, seseorang memberi kode bahwa dia sedang merekam. Untung, David menyadarinya.
"Mending putusin aja pacar lo! Dia udah di sentuh orang lain." ujar Bunga.
Namun David menjawab, "Bukan masalah. Gue terima Dhyra apa adanya." Jawaban itu membuat Bunga merasa kesal.
"Kenapa lo bego banget sih?" sentaknya marah.
Dengan tetap bersikap tenang David menyaut, "Lo yang bego, Bunga. Salah besar ketika lo coba ngelawan Dhyra." katanya.
"Kenapa? Gue benci dia!" timpal Bunga.
David sendiri tidak mengerti. Kenapa Bunga membenci Dhyra? Sebenarnya apa yang terjadi diantara mereka berdua.
"Gara-gara dia dan ibunya yang kecentilan itu, Daddy dan Mommy gue cerai! " celoteh Bunga mengutarakan isi hatinya.
David tercengang bukan main. Ternyata alasannya berawal dari masalah keluarga. Kemudian Bunga melanjutkan, "Gak cuma itu! Daddy juga lebih sayang sama Dhyra di banding gue." akunya.
"Mommy juga buang gue, gara-gara Dhyra." tambah Bunga lagi. Dan terakhir, tentang ibu mereka, "Dan Mommy Dena, sampai kapanpun gue gak akan pernah dapetin hatinya." kesal Bunga.
Tanpa David meminta, Bunga bersedia mengatakan semua perasaannya padanya. Kesempatan emas. Tapi perasaannya tidak bisa bohong mendengar semua pengakuan Bunga.
David jadi berpikir, "Apa lo juga ada hubungannya sama kematian Papa Pandu??" tanya David.
"Nope. Itu murni kesalahan Daddy. " jawab Bunga. David tidak tahu gadis itu jujur atau mengatakan sebuah kebohongan yang pahit. Tapi yang jelas, ucapannya masuk akal.
![](https://img.wattpad.com/cover/359006548-288-k582297.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories Of Us [TAMAT]
JugendliteraturKetika kita kembali bertemu, tapi ternyata, itu bukan kamu. Mungkin memang aku yang gila. Beranggapan bahwa, banyaknya orang yang hadir dikehidupanku adalah kamu. ーDhyra Anantasya. Perpisahan tanpa pamit, yang tidak disengaja, telah memisahkan dua...