Prolog🌷

51 4 1
                                    

🌷🌷🌷

Bogor, Desember 2022 - Januari 2024
Tanpa tanggal yang jelas, aku merangkai cerita ini. Cerita yang aku sendiri tak tahu bagaimana menceritakannya. Terimakasih telah memilih cerita ini sebagai salah satu bacaanmu.

●●●

Dhyra dan Sagha, hubungan yang terjalin diantara mereka, entah namanya apa. Berawal dari pertemuan yang tidak disengaja di pemakaman, berakhir hingga hilang di pisahkan waktu.

Dhyra yang tidak punya banyak orang di kehidupannya, menemukan Sagha sebagai teman hidupnya. Setidaknya, sampai lima tahun kedepan. Menjalani banyak kisah bersama.

"Didii..," Sagha menyapa pelan. "Kalau aku hilang, kamu jangan pergi ya? Aku janji pasti kembali." katanya melanjutkan.

Sontak Dhyra menoleh, kaget. "Kenapa gitu? Kamu mau pergi?"

"Engga. Aku takut kamu yang bakal pergi. " Sagha menggeleng dengan tenang.

"Maksudnya?"

"Orang tuamu bertengkar bukan? Aku takut kamu pergi bersama salah satunya. Gimana kalo nanti kamu pulang, aku udah gak disini?"

"Aku gak akan pergi. Aku punya kamu, Aga."

Memang menyesakkan, tapi ramalan Sagha benar adanya. Kini mereka harus berpisah, sebab Dhyra ikut ibundanya keluar kota. Sementara ayahnya meninggal dunia.

Dan beberapa minggu usai kepergian tanpa pamit itu, Sagha ikut pergi ke luar negeri.

●●●

Seorang remaja lelaki berwajah tampan tampak mendongak mengadah langit dari ruang apartemennya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang remaja lelaki berwajah tampan tampak mendongak mengadah langit dari ruang apartemennya. Sambil memunguti serpihan kenangan yang berserakan di dalam benaknya.

"Janji masa kecil? Lo gak lupa kan, Dii?" gumamnya sambil tersenyum.

Termenung sendirian di kota asing, di negeri orang. Saat ini, Sagha sedang berada di London. Ikut menemani Rizwanーayahnya untuk pergi bekerja.

"Sagaa, kamu gapapa, kan?" tanya Rizwan lembut perhatian. Melihat putra tunggalnya melamun sendirian di dekat jendela kamar dalam sebuah apartemen yang tinggi.

Rizwan mengerti, kepergian Dhyra dari hidupnya pasti berdampak besar. Lima tahun bersama, Dhyra selalu menemani hari-harinya. Namun gadis itu menghilang setelah kabar tentang kematian sang ayah.

Konon ibunya membawanya pergi jauh ke luar kota. Tanpa sempat berpamit, keduanya terpisah jauh. Menyisakan kerinduan dan sesak di dada mereka.

Tidak terasa satu tahun berlalu, mau tidak mau, alam membuat mereka jauh. Menjalani hidupnya masing-masing tanpa saling terhubung.

"Dhyra..," sapa seseorang dengan suara beratnya. Lelaki itu bertubuh besar, datang sambil bertelanjang dada masuk ke dalam kamar baru Dhyra; di rumah barunya.

Gadis pemilik nama itu menengadah ke arah lelaki yang berdiri tegak di depannya. "Gue abang lo, David." ujarnya memperkenalkan diri.

Tampaknya, Dhyra masih takut untuk menemui pria sembilan belas tahun yang konon adalah abangnya. Banyak tinta hitam di tubuhnya, terukir diarea dada dan perutnya. Bahkan terlihat pekat di lengannya.

Glek!

Dhyra meneguk salivanya susah payah. Mendengar namanya saja sudah merinding. Kini lelaki di depannya menjulurkan tangannya untuk berjabat tangan.

Sambil gemetaran, Dhyra mengangkat tangan dan menjalin jabatan tangan itu dengan ragu. David sontak terkekeh ringan melihat gadis kecil di depannya gemetaran saat berhadapan dengannya.

"I-iya, abang." sahut Dhyra ragu. Dirinya diselimuti rasa gugup yang hebat. Satu sisi takut, tapi dia abangnya.

David membelai pucuk rambutnya pelan. Lalu dia berceloteh ramah, "Jangan takut sama gue, cantik. Mulai sekarang, kita tinggal bareng. Gue yang bakal jagain lo. Okay?"

Gadis itu mengangguk pelan dengan lucunya. Dhyra tidak sanggup mengucapkan sepatah katapun lagi. Takut suaranya bergetar saking gemetarnya.

David tersenyum manis ke arahnya. Dhyra dengar dari orang-orang disekitarnya dulu, katanya David tidak pernah tersenyum, tapi sekarang dia tahu kalau itu bohong.

Mereka juga bilang, kalau David bengis dan garang. Keras kepala, juga arogan, tapi ternyata yang dia lihat lain dari yang dikatakan orang-orang. Dhyra mencoba meyakinkan dirinya untuk tidak takut pada David.

Hingga beberapa bulan berlalu, David memenuhi ucapannya tentang menjaga Dhyra. Dia selalu memanjakannya, bersikap baiik dan lembut padanya. Bahkan dia menghapus semua tatonya setelah Dhyra bilang mereka menyeramkan.

Itulah pertama kalinya Dhyra mulai percaya dan memahami David. Dia sudah tidak seburuk itu di matanya, David tidak seburuk yang pernah dia pikirkan. Dhyra senang. Sekarang dia punya seseorangー lagi.

Tinggal di rumah orang lain, rasanya tidak enak. Meski keluarga asing itu selalu bersikap baik padanya, tetap saja aneh. Dan ternyata benar, suami baru ibunya tidak sebaik itu. Sering kali dia berusaha bersikap 'licik' pada Dhyra. Untung ada David yang menjaganya.

🫀🫀🫀

Kalau pada akhirnya aku hanya terus menanti, aku rela.
Meski kita tak lagi bersama saat ini, setidaknya akan ku biarkan perasaan ini abadi.

Kalau pada akhirnya aku akan bersama orang lain,
Percayalah, kau akan selalu punya tempat dihatiku.

🌷🌷🌷

ikuti terus sampai tamat yaa!
ーwith luv, mbakkpia <3

Memories Of Us [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang