🌷🌷🌷
Harumnya wewangian bunga melati yang seliweran menyelimuti sekitaran halaman rumah Dila. Raga sedang menemani Dhyra untuk bersiap tinggal disana sementara waktu.
Raga tampak murung meninggalkan Dhyra sendirian di rumah Dila. Sebab katanya nanti Sagha akan pulang. Dia takut Dhyra berpaling. "Saya nitip Dhyra ya, Bunda." katanya sebelum berpamit.
Arah matanya terus terarah pada Dhyra yang duduk di samping Dila. Sedang Raga di seberang mereka.
"Kamu tenang aja. Saya bakal selalu jagain Dhyra. Dia udah saya anggap anak sendiri." balas Dila dengan senyuman pada Raga.
Sementara Raga tidak menyadari senyuman itu, karena terus memandangi Dhyra. Tatapan segitiga, Raga menatap Dhyra, Dhyra menatap Dila, Dila menatap ke arahnya.
Sampai akhirnya, Raga beralih pada Dila. "D-dia punya Raga ya. Bukan Sagha. J-jangan di ambil!" gugup Raga meminta. Lelaki itu terlihat lucu saat bertingkah seperti itu.
Melihat Raga yang murungnya malah cringe dan terkesan lucu, Dhyra sengaja menggodanya. "Kalo aku selingkuh, kamu gak papa kan? " katanya memancing Raga.
Dhyra terkejut, saat Raga tiba-tiba bangun dan berdiri. "Dhyr! Gue gak kasih lo izin tinggal disini!" tegasnya berlagak marah.
Gadis itu tertawa mendengar amukannya, "Ragaa, aku bercanda." katanya sambil terselingi tawa.
"Udah di ucap, berarti niat. Ayok ikut gue!" Raga menarik tangan Dhyra.
Sekali lagi Dhyra berkata, "Ragaa, aku bercanda. Please! " katanya. Kali ini tawanya mereda. Raga menatap ke dalam matanya sekali lagi. Dhyra tersenyum kepadanya.
"Aku temenin sampe kamu tidur." cetus Raga. Lalu dengan pede-nya, dia menarik Dhyra masuk ke dalam rumah, seperti rumah sendiri.
"Bilang aja mau ikut. Huu!" timpal Dhyra mengejek Raga yang berlagak mengamuk.
Hanya ada satu kamar yang siap huni, selain kamar Dila dan Sagha. Sengaja Dila mengarahkan mereka ke kamar itu. Sama seperti waktu Dhyra menginap. Raga di ruang tamu, dan Dhyra di ruangan ini.
Kamar sederhana yang isinya kasur, guling, bantal, nakas kecil, dan lemari dengan cermin. Semuanya berwarna putih. Tapi suasananya adem, nyaman dan menenangkan.
Dhyra ambil posisi, rebahan dengan satu guling yang dia peluk. Lelaki itu duduk di sampingnya, sambil terus memantau. Dhyra sangat terkejut kala Raga melepaskan bajunya. Menyisakan tubuhnya yang atletis dengan enam kotak di perutnya.
"Raga kamu ngapain?!" pekik Dhyra kaget. Raga menoleh ke arahnya, dia menyaut, "Gerah." balasnya dengan enteng.
Glek! Dhyra tak habis pikir. Sedikit tak mengerti dengan jalan pikiran lelaki itu. "Ayo cepet tidur!" titahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories Of Us [TAMAT]
Fiksi RemajaKetika kita kembali bertemu, tapi ternyata, itu bukan kamu. Mungkin memang aku yang gila. Beranggapan bahwa, banyaknya orang yang hadir dikehidupanku adalah kamu. ーDhyra Anantasya. Perpisahan tanpa pamit, yang tidak disengaja, telah memisahkan dua...