🌷🌷🌷
Di dalam vila, dikediaman David dan Dhyra. Terlihat David sedang bersantai di belakang bangunan dekat kolam, sambil mengotak-atik ponselnya. Di depannya, Ferry sedang berenang sendirian melampiaskan isi kepalanya ke dalam air.
"Ferr! Ayo ikut gue!" ujar David tiba-tiba bangun dan mendekat.
Lelaki itu menepi dan bertanya, "Kemana?"
"Makan malem," jawab David singkat. Ferry mengernyit bingung, "Dimana?" celetuknya.
David kesal dengan pertanyaan bertubi-tubi dari Ferry. "Ikut aja si! Banyak bacot." serunya disela tawa. "Ayo cepet! "
Ferry pun menurut. Segera ia bersiap seadanya. Dia menepi dan naik seutuhnya dari kolam renang. Kemudian dia mengganti pakaiannya di kamar mandi. Tak lama, Ferry keluar dengan celana pendek berwarna putih, dan kaos bertuliskan CLOUD9 di tengahnya.
David sudah menunggu di depan halaman. Bahkan lelaki itu sudah siap di atas motornya. Ferry keluar dengan rambut setengah basah. Lelaki itu tertegun melihat David sudah menunggu dengan motornya.
"Lo kenapa deh? Mau bonceng gue segala?" celetuk Ferry dengan terkesima sekaligus bingung.
David tertawa keras, "Ga usah geer, peri gud peri wel! Ayo naik motor lo sendiri, sana!" titahnya masih sambil tertawa.
Ferry cemberut. Sambil menghela nafas, lelaki itu berjalan ke arah motornya dia parkirkan. Setelah dia siap, David meminta Ferry untuk berjanji. "Tapi janji jangan ninggalin gue di tengah jalan." katanya. "ーdemi adik gue, Dhyra."
"Iye." balas Ferry malas.
Sementara David dan Ferry baru meluncur ke jalan menuju rumah besar kediaman keluarga Jayandra, Dhyra di sana sedang bersiap. Nyonya Jayandra membantu Dhyra untuk bersiap dengan cantik, wanita 54 tahun itu mencoba merias wajah Dhyra. Juga memberikan dress yang dia gunakan ke pesta semasa mudanya.
Ketika David dan Ferry sampai di rumah besar itu, pihak keluarga sudah siap menyambut. Dhyra tampak cantik dan mempesona dengan dress hitam di tubuhnya.
Sebelum melangkah masuk, David berhenti. Dia ingin memberikan kesempatan pada Ferry untuk memimpin jalan menuju rumahnya sendiri. "Dasar!" ketus Ferry dingin. David hanya tertawa membalasnya.
Dhyra, Nyonya Jayandra, dan beberapa asisten rumahnya berjajar di dekat pintu. Menunggu Ferry dan David masuk.
Deg!
Kedua pria itu terkesima dan terharu dengan wanitanya masing-masing. Ferry dengan sang ibu, dan David dengan adik manisnya. Tetap saja, hati Ferry masih beku dan belum terbuka sepenuhnya untuk sang ibu.
Ferry dengan entengnya bertanya, "Ada apa? Tumben?" katanya.
Dhyra dan David terdiam. Lalu Nyonya Jayandra terdengar menjawab dengan sangat baku, "Saya ingin turut menyambut temanmu lebih baik, jadi.., mengapa tidak makan malam bersama?"
"Oke, mah. Makasih," jawab Ferry.
Deg!
Ternyata keadaan dan situasi di luar genggaman. Nyonya Jayandra bersikap dingin dan sama sekali tidak menunjukkan rasa kasih dan sayangnya pada Ferry. Begitupun Ferry yang tidak berharap lebih pada sang ibu. Dia bersikap cuek seperti biasa.
Dhyra dan David sebagai orang luar jadi tertegun sendiri. Terjadi perbincangan singkat antara mereka berempat. Di balut dengan tatanan dan bahasa yang baku. Mungkin tuntutan dari suasana dan kondisi di ruangan saat ini. Mereka makan dengan tenang, dan tidak bersuara sama sekali. Tidak ada suara pisau, garpu, sendok, atau bahkan suara mengunyah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories Of Us [TAMAT]
Teen FictionKetika kita kembali bertemu, tapi ternyata, itu bukan kamu. Mungkin memang aku yang gila. Beranggapan bahwa, banyaknya orang yang hadir dikehidupanku adalah kamu. ーDhyra Anantasya. Perpisahan tanpa pamit, yang tidak disengaja, telah memisahkan dua...