🌷🌷🌷
"Ohh itu, yang abang bilang ga bisa di tebus sama satu mochi vanilla??" balas Dhyra sambil tertawa singkat.
Seingatnya, David mengatakan itu saat Dhyra tertidur. "Lo denger??" katanya terkejut.
Dhyra mengangguk cepat. Wajahnya tampak memerah dengan lucunya. "Gimana kalau dua mochi vanilla?" usul David mengacungkan dua jarinya membentuk huruf V.
"Yey!" sahut Dhyra penuh semangat. David pun nyengir sampai giginya terlihat. "Abang tau gak? Ada satu mochi yang pengen banget aku cobain." papar Dhyra bercerita.
"Apa tuh? Pasti gue beliin." jawab David menerima.
Dhyra tersenyum dan menjawab dengan penuh semangat, "Es mochi rasa rumput laut!"
"ーBuatan Sagha." tambahnya mengubah ekspresi David 180°.David tidak jadi berkutik, tadinya dia ingin membantah keinginan Dhyra. Tapi kelanjutan dari ucapannya, membuat niat David urung. "Kamu ngidam apa gimana?"
"Ngidam?" sahut Dhyra bergumam. "Ya enggaklah! Ada-ada aja." balasnya sambil sedikit dibumbui tawa.
"Trus kenapa pengen mochi rasa rumput laut??" tanya David.
Dhyra pun bercerita, "Karena, Sagha suka rasa itu. Dia janji bakal buat mochi rumput laut, suatu hari nanti." katanya.
Dhyra bercerita dengan wajah ceria, berinar, berseri-seri sambil menahan senyum yang meninggalkan kemerahan di pipinya. Selalu begitu tiap kali membicarakan atau bicara dengan Sagha.
"Hm. Dasar kang gamon!" timpal David mengejek. Dhyra merajuk. Bibirnya mengerucut sambil alisnya turun.
David kembali bertanya, "Jadi menurut lo, gimana? Masih mikir Raga itu Sagha? "
Sambil dibakar semangat yang membara, Dhyra menjawab, "Hm, masih sih. Abisnya mereka mirip banget mukanyaaaa. Aku gemas! Erghhh!" katanya greget.
Tangannya iseng meninju-ninju dada David yang terbuka lapang. Lalu beralih menyugar asal-asalan rambut panjang David.
"Acak-acak aku maniez!" ujar David dengan manjanya.
"Erghh! Abang juga nyebelin lama-lama...," timpal Dhyra kembali menggerutu.
Pun David mengangkat tangannya ke atas pucuk rambut Dhyra, memberikan puk-puk lembut di sana.
"Davii!!" suara nyaring wanita asing menyeru.David dan Dhyra menoleh kompak.
Wanita itu asing bagi Dhyra, tampak wajahnya yang cembung dengan hidung mancung, berrambut blondie di kuncir kuda. Dia mendekat dan berdiri di depan David.
Dhyra memberikan celah untuknya bergabung dalam percakapan. Terkejutnya Dhyra ketika wanita memeluk David cukup erat. "Lo kemana ajaa?" ujar wanita itu pada David. "Lo inget gue gak?"
"Viera?" jawab David dengan ragu.
Wanita yang katanya bernama Viera itu kemudian menggoyangkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri membawa David dalam peluknya. "Aaa.. kangen banget sama Davii!" ujarnya bersemangat.
Dhyra cengir dan tak sengaja bersuara, ehe. Viera pun menoleh ke arahnya, lalu tatapannya berganti sinis, "Lo siapa?" katanya datar. David merasa tidak enak kala Viera bersikap begitu pada adiknya.
Belum sempat Dhyra menjawab, Viera kembali berkata, "Gue pinjem dulu ya Davidnyaa. Gue lagi kangen sama dia. "
Karena kepalang di peluk, dan terlanjur tidak ada yang bisa dia lakukan, Dhyra pun mengalah. Memberikan waktu dan tempat untuk mereka berduaan.
Meski sedikit jengkel dengan kehadiran wanita asing itu. Apalagi, dia langsung merebut David begitu saja. Tapi setidaknya, dia punya waktu untuk berjalan-jalan ke arah taman sekarang. Yah, walaupun sendirian.
![](https://img.wattpad.com/cover/359006548-288-k582297.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories Of Us [TAMAT]
Teen FictionKetika kita kembali bertemu, tapi ternyata, itu bukan kamu. Mungkin memang aku yang gila. Beranggapan bahwa, banyaknya orang yang hadir dikehidupanku adalah kamu. ーDhyra Anantasya. Perpisahan tanpa pamit, yang tidak disengaja, telah memisahkan dua...