🌷🌷🌷
Pukul 2 dini hari, David sedang berkumpul dengan Ferry dan Farel disebuah cafe bernama cafe Goals diujung jalan pertigaan tak jauh dengan vila tempatnya tinggal.
Farel dan Ferry memperhatikan David yang sedari tadi tersenyum atas lamunannya. Entah apa yang David pikirkan. Farel tak bisa diam saja melihat David bahagia tak seperti biasanya.
"Ekhm! Lagi berbunga-bunga nih kaya nya" kata Farel mendorong pelan bahu David.
"Sa ae lo el!" sahut David menoleh pada Farel.
"Boleh dong, spill!" kata Farel iseng.
"Spill apaan? Gue cuma lagi inget Dhyra aja." jawab David tersenyum.
Farel terpukul mendengarnya hingga membelakkan matanya , lain dengan Ferry yang tetap datar mendengarnya. Farel yang sedang duduk kini bangun dan menepuk bahu Ferry kencang-kencang. Hingga membuat Ferry menghindar.
"Gue sih ga kaget." ujar Ferry membuat Farel makin merinding.
"Gue bareng lo sejak dulu. Gue tau cerita lo," lanjut Ferry pada David."Menurut lo gimana? " tanya David meminta pendapat.
"Apanya?" tanya Ferry mendetail. Farel masih kebingungan dan mencoba memahami percakapan antara David dan Ferry.
"Ya.. gue ngerasa gue terlalu berlebihan sama Dhyra. Gue jadi mikir, gue sayang Dhyra karena gue abangnya? Atau karena gue emang sayang sama dia? "
"Lo juga tau sendiri, sejak dulu.. gue ga pernah berinteraksi sama Dhyra . Jangankan sebagai adek kakak sebagai sesama manusia aja ga pernah, "
"ーpaling sekali duakali.""Dan sejak Raga bilang gitu sama gue, gue jadi ngerasa Dhyra itu berharga buat gue. Gue terus jagain Dhyra sampe sekarang"
"Kalo ditanya, gue berterimakasih banget sama Raga.. tapi lu juga tau, gue belum bisa ketemu sama dia.. "Jelas David mencurahkan isi hatinya, diiringi dengan Farel yang mulai faham dengan situasi yang ada. Lain dengan Ferry yang mencoba mencari kata yang tepat untuk menjawab David.
"Jadi intinya lo sayang sama Dhyra bukan sebagai abang? " kata Farel bertanya.
"Singkatnya begitu.. tapi gue bakal selalu berusaha kubur rasa ini dalam-dalam karena Dhyra itu adik gue," jelas David menyadari batasannya.
Seketika rasa sesak itu menular dilubuk hati Ferry dan Farel. "Tapi dia.... arghhh!" lanjut David meluapkan emosinya yang meluap. Mengepalkan tangannya kuat-kuat dan berteriak.
"Hffft, rumit ya idup lo." cetus Ferry dengan tatapan tajam sedikit sinis pada David.
"Seengganya ga flat kek idup lo." sahut David membalas ejekan Ferry.
"Diantara kita-kita yang paling mulus jalan idupnya itu gue, yang paling penuh gajrugan itu bang David, yang paling flat itu bang Fer," jelas Farel menyimpulkan.
"Apa iya? " sahut David dan Ferry kompak.
"Nyesel gue ngomong." kata Farel setelah mendengar respon tak menyenangkan dari dua rekannya.
Ditengah perdebatan tiga orang itu, ada seorang gadis remaja yang sedang guling-guling dikasurnya karena kebingungan.
"Tips menghilangkan kebingungan.. " gumam Dhyra mengetik kalimat itu dalam searching-an di internet pada ponselnya.
Muncul berbagai web dengan macam-macam topik dilayar ponselnya. Kemudian Dhyra memilih salah satunya.
"Anda sedang bingung? Bingung bagaimana mengatasi kebingungan? Berikut adalah cara untuk menghilangkan kebingungan : misalnya anda bisa MENCARI TAHU " gumam Dhyra membaca kalimat yang tertulis didalamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories Of Us [TAMAT]
Teen FictionKetika kita kembali bertemu, tapi ternyata, itu bukan kamu. Mungkin memang aku yang gila. Beranggapan bahwa, banyaknya orang yang hadir dikehidupanku adalah kamu. ーDhyra Anantasya. Perpisahan tanpa pamit, yang tidak disengaja, telah memisahkan dua...