🌷🌷🌷
Weekday yang cerah, banyak siswa berdatangan ke sekolah Kindergreen. Dengan ransel mereka yang beraneka ragam bentuk dan warna.
"Dhyraa!" sapa Grace riang setelah gadis itu memasuki kelas.
"Gimana keadaan lo sekarang?" tanya gadis itu dengan perhatian.Sambil Dhyra meletakan tasnya di tempatnya. "Lo tau darimana?" balasnya bertanya.
"Gue ga sengaja liat lo di beranda gue. Emang ya, si Raga tu bener-bener! " terangnya mengaku.
Ratu datang dan bergabung. "Raga kenapa?" tanya Ratu. Lalu dengan gemasnya, Grace menunjukkan sesuatu di ponselnya. "Nih lu liat deh!" titahnya.
Melihat teman-temannya bergerombol melingkar di meja Dhyra, Ela tak mau ketinggalan. Baru datang dia sudah gerasah-gerusuh bergabung. "Ikut cuy!" ujarnya.
Setelah circle itu lengkap, Grace tambah semangat. Volumenya dia tingkatkan sehingga mereka bisa mendengar dengan baik. Untungnya dikelas pun tidak terlalu ramai.
Mata mereka memang terfokus pada video yang menunjukkan keadaan lintasan kereta api dekat pertigaan, yang lumayan jauh dari sekolah. Namun, suara dari sang reporter juga menjadi pengantar.
"Seorang lelaki berseragam SMA terlihat berdiam diri di tengah lintasan kereta api. Kurang lebih satu jam sampai akhirnya di selamatkan. "
"Aksi nekat seorang gadis yang juga berseragam SMA itu, dengan berani menarik lelaki itu sampai berguling-guling di atas bebatuan."
"Setelah menepi dan di amankan warga sekitar, konon lelaki berseragam SMA itu terkena hipnotis. Sampai kini masih belum alasannya masih belum jelas. Selalu waspada dimanapun anda berada."
Melihat adegan kala Dhyra menarik Raga, Ratu malah terlihat menikmatinya. "Ah lucuu banget. Tinggal di edit pake soundtrack korea! " celetuknya sambil tersenyum.
"Lucu sih, tapi kasian Dhyra nya." timpal Grace menyanggah. Mendengar itu, Dhyra ikut tersenyum. "Gue gapapa, kok."
"Tapi, bisa gak sih di hapus aja videonya? Gue malu, woy!" celetuknya mengutarakan perasaannya. Setelah melihat video itu ternyata beredar, dan orang-orang disekitar pun merekam, Dhyra baru menyadari bertapa nekad dirinya.
Ratu memulai aksi isengnya mengejek Dhyra. "Sorry ya aku guling-guling, this is cegil!" katanya dengan gaya seorang tokoh publik yang sedang viral kala itu.
"Ratuuu! Jangan begituu! " rengek Dhyra menggoyang-goyangkan tubuh Ratu gemas. Sekaligus malu sendiri mendengarnya. Dengan entengnya Ratu nyengir, "Iyaiyaa, maaf. Hehehe," katanya.
Setelah mereda, Dhyra teringat untuk menanyakan sesuatu pada Grace. "Btw Grace, kemaren lo nelfon gue?"
Grace terbelalak mendengar pertanyaan itu. Rasa yang menggebu di dadanya kembali menyerang dengan brutal. "Iya! Gue kaget yang angkat abang lo." sahutnya penuh semangat.
Ratu tampak tergawa dan berkata, "Pantes emak lo nelfon gue, trus bilang, 'Grace kejang-kejang, kayanya kesurupan' katanya." terangnya bercerita.
Kemudian Ratu melanjutkan, "Padahal anaknya tantrum. " katanya. Kalimat penutup itu menghadirkan gelak tawa diantara dua temannya. Sedang Grace malah jadi malu sendiri.
"Yang bener lu?" timpal Grace.
Ela juga mengakui, "Real cuy! Ke gue juga nelfon."
"Wah?!" timpal Grace kaget. Sipu malunya, kian berubah jadi senyum manis. "Kapan lagi, coba, teleponan ama mas crush?" gumamnya salting lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories Of Us [TAMAT]
Teen FictionKetika kita kembali bertemu, tapi ternyata, itu bukan kamu. Mungkin memang aku yang gila. Beranggapan bahwa, banyaknya orang yang hadir dikehidupanku adalah kamu. ーDhyra Anantasya. Perpisahan tanpa pamit, yang tidak disengaja, telah memisahkan dua...