Happy reading gessss
🐺💙🦋
.
.
.
.pagi yang cerah dengan hamparan langit biru di temani sang surya yang
sudah keluar dari tempat persembunyiannya, cahayanya yang terang mencolok itu menelusup ke sela-sela gorden kamar bercat krem dan orange itu dengan nuansa yang nampak aesthetic nan tenang.Si pemilik kamar menggeliat dari balik selimut saat cahaya matahari itu menyorotnya, mata hazel nya terbuka dengan jernih, bangun dari tidurnya dan meregangkan tubuhnya yang terasa pegal
Dia beranjak dari duduknya lalu langsung melenggang pergi ke kamar mandi dengan handuk yang sudah menyampir di bahu kirinya.
Havis mahardika, pria kelahiran bulan April, berdarah Jepang-indonesia yang jadi korban perceraian orangtuanya 3 tahun lalu. Kini dia hanya tinggal bersama ibunya di rumah yang minimalis tapi nampak menarik dengan tatanan barang yang teratur dan rapih.
"Bu, havis berangkat dulu ya" pamitnya yang sudah siap dengan setelan kuliahnya yaitu celana jeans dengan atasan kaus berwarna putih yang di lapisi kardigan belang-belang berwarna hitam orange, nampak sangat manis nan tampan dengan rambutnya yang sudah sedikit panjang dan juga poni yang menutupi dahinya, hidung yang mancung, bibir yang tipis, dengan mata berwarna hazel itu benar-benar menambah kesan sempurna pada visualnya
dia mencium tangan ibunya lalu mencium kening sang ibu setelahnya, "kamu pulang kuliah langsung kerja vis?" tanya wanita paruh baya berumur 45 tahun itu, umur segitu tidak mengurangi kadar kecantikannya, parasnya masih sangat sempurna, hidung mancung dan mata hazelnya sangat mirip dengan havis, rambut panjang berwarna hitam legam itu menjuntai dengan sangat indahnya menambah kesan cantik pada wanita ini
"iya ma, havis bakal pulang sedikit larut malam kayaknya" jawabnya yang kini sudah siap dengan sepeda yang baru saja dia keluarkan dari gudang belakang rumahnya
"hmm baiklah, hati-hati sayang" ucap lisa lembut lalu dia mengusap pucuk kepala sang putra semata wayangnya itu dengan lembut
Havis hanya mengangguk lalu tersenyum, setelah berpamitan dia pun benar-benar pergi meninggalkan rumah untuk menuju kampus dengan mengayuh sepeda gunungnya, hanya itu alat transportasi yang dia punya, tidak mampu untuk membeli motor ataupun mobil
Keluarganya berubah 180 derajat setelah kebangkrutan perusahaan ayahnya 3 tahun yang lalu, banyak perubahan yang terjadi pada ayah dari havis setelah kehilangan perusahaannya, dia menjadi pemabuk, pemarah dan juga gila harta, itulah yang menjadi penyebab perceraian mereka
Bahkan ayahnya itu selalu berniat untuk menjual putranya hanya demi mendapatkan uang, benar-benar tidak berperasaan ayah macam apa yang mau menjual anaknya sendiri hanya demi uang.
Dia memarkirkan sepeda gunungnya di tempat parkir, menyapa sang penjaga kampus yang berada di gerbang
Havis terkenal dengan sifatnya yang ramah, dia juga baik, sopan dan murah senyum pada semua orang dia juga ulet dalam bekerja dan belajar.
Seorang pria berbadan mungil itu berjalan mengendap-endap dari belakang harvey
"Duarr!!"
"eeehhh pantat pak RT kelap kelip" latah nya dengan wajah kaget
tawa itu pecah saat mendengar latah sang teman yang berniat mengagetkannya tadi, tapi sayang malah berbalik jadi dia yang mengagetkan temannya tersebut
"anjir lu vis, malah lu yang jadi kagetin gua, jantung gue copot punya lu taruhannya" ujar pria yang hmm lebih pendek darinya
"dih berlebihan lu kak" balasnya, ya pasalnya masa separah itu??
"Wehhh!!! anak setan balikin buku gueee!!!!" Seru pria mungil berkulit putih itu yang kini sedang berlari mengejar-ngejar bekantan lepas yang mengambil bukunya
KAMU SEDANG MEMBACA
Nurse/JeongHaru
Teen FictionBurung berkicau dan semilir angin kini tengah menemani kedua insan itu, menikmati keindahan alam dihadapannya. Mengenyampingkan rasa sakit dan juga sedih, memilih untuk menenggelamkan satu sama lain dalam perasaan cinta yang masing-masing dari merek...