Happy reading gessss
🐺💙🦋
.
.
.
."Papa, bilang malam ini"
"Malam ini lu bilang?! Ngedadak banget anjir! Gue belum siapin setelan lu anjir! Kenapa baru bilang coba?!" Sewot Havis sampai dia berdiri dari duduknya.
Andra dan para kawannya yang ada di meja pun terkekeh kecil ketika melihat bagaimana wajah kesal dan sewot Havis.
Pasalnya, Andra baru saja memberitahu bahwa konferensi pers untuk pengangkatan dirinya sebagai direktur akan dilaksanakan malam ini. Hal itu tentu membuat Havis terkejut, dia belum menyiapkan apapun untuk Andra, dia belum menyiapkan semua yang cucu dari majikanya ini butuhkan untuk acara itu.
"Tenang aja, mama udah siapin semua nya" ucapnya menenangkan Havis, ia membawa perawat neneknya itu untuk ikut duduk kembali.
"Kita tinggal berangkat aja, bajunya di anterin nanti sore sama supirnya mama" lanjutnya dengan menyeruput es jeruk yang sisa sedikit itu.
Siang ini, setelah kelasnya selesai. Andra dan Darrel memutuskan untuk bermain ke kampus Havis dan Damar. Kevin, Artsa dan Harvey tidak bisa ikut karena mereka masih ada kelas, sedangkan mereka berdua sudah selesai.
"Beneran udah siap semuanya kan? Kalo belum, ayok pulang sekarang" ajaknya.
"Buat apa? Lu kan masih ada kelas setelah ini. Udah gue bilang santai aja, mama sama ibu udah siapin semuanya jadi aman okey"
"Iya vis, tenang aja. Mama gue juga bantu kok" timpal Arjun yang memang sedang ada disana juga.
"Kita datang jangan nih pak direktur?" Tanya Juan yang kebetulan juga sedang menunggu Yasa untuk mengajar nya. Sebenarnya, itu modus aja sih yang jelas dia nya aja yang nggak mau jauh-jauh dari guru private nya itu.
"Yakin hubungan lu berdua cuma guru private sama murid? Gue kok curiga kalian pacaran ya? Nempel terus anjir kek prangko" bukannya menjawab pertanyaan Juan, Andra malah menimpali Juan dengan pertanyaan lagi.
"Ngaca! Lu sama si Havis juga sama ya anjir! Nempel teross kek prangko!" Bukan Juan yang menjawab, melainkan Damar.
"Benar tuh, mana kalian kan serumah kan. Kek nya kalian yang patut di curigai, kalo kalian itu pacaran, ngaku lo!" Tuduh Marcel.
"Apa-apaan? Nggak ya anjir, gue straight sorry" elak Havis tak kalem. Dan Andra? Dia mah diem doank nggak ikut ngelak.
"Straight pala lu? pantes tuh leher lu panjang" perkataan Darrel ini berhasil mengundang tawa para manusia yang sedang berkumpul di meja ini.
"Yakin straight? Yang di GC tuh sapa?" Tanya Yasa.
"Nah bener, siapa hayoh? Temen yang mana?" Timpal Keita.
"Ya- ya ada, pokoknya temen!" Jawab Havis gelagapan.
"Temen apa temen?" goda Damar dengan menaik turunkan kedua halisnya.
"Gue, ke toilet dulu" ucap Andra lalu beranjak dari duduknya.
🐺💙🦋
Cratt
"Udah gue duga, lu pasti bakal ngi-ngikutin gu-gue" pisau tajam itu tepat menyayat telapak tangan besar Andra. Jika saja dirinya tidak menahan pisau itu dengan tangan, maka sudah di pastikan pisau itu akan menancap di dadanya.
"Ck, sialan! lu harus mati anjing!" Ucap pria mungil itu dengan terus berusaha untuk menekan pisau itu.
Prang

KAMU SEDANG MEMBACA
Nurse/JeongHaru
Fiksi RemajaBurung berkicau dan semilir angin kini tengah menemani kedua insan itu, menikmati keindahan alam dihadapannya. Mengenyampingkan rasa sakit dan juga sedih, memilih untuk menenggelamkan satu sama lain dalam perasaan cinta yang masing-masing dari merek...