Happy reading gessss
🐺💙🦋
.
.
.
."Nek awas!!" Ia menarik wanita paruh baya itu ke tepi jalanan hingga belanjaan si nenek berserakan dijalan.
Tubuhnya menarik dan memeluk wanita tua itu untuk melindunginya.
"HOYY KALO BAWA MOBIL TUH LIAT-LIAT YA ANJ, PUNYA MATA NGGAK LO!!" umpatnya pada mobil hitam yang berhenti sejenak namun tidak turun itu.
Benar-benar tak bertanggung jawab!! setelah hampir menabrak orang, mobil tersebut malah langsung pergi begitu saja tanpa rasa bersalah.
"Nek, nenek nggak papa kan?" dirinya segera membantu wanita itu untuk bangun dari terbaringnya di jalanan dan menuntunnya untuk duduk di kursi yang kebetulan ada di tepi jalan itu.
Wanita paruh baya itu terengah-engah seperti tengah mengais nafas dengan cepat untuk memasok udara kedalam paru-parunya.
"T-tolonghh in-inhelarhhh sayahh" pintanya sembari menunjuk tas yang terlempar jauh dan tergeletak di sebrang jalan. Pria itu mengikuti kemana arah jari itu menunjuk, si nenek memegang dadanya seperti menahan sakit.
Pria itu berlari ke sebrang dan segera mengambil tas tersebut, mencari inhaler yang si nenek minta di tas tersebut. Tenang dia udah minta izin kok dengan bahasa isyarat dan si nenek hanya mengangguk.
Terus mencari didalam tas tersebut. Namun, nihil dia tidak menemukan inhaler itu. Pria itu kelabakan bagaimana cara untuk membantu nenek ini, sampai suatu ingatan terlintas di kepalanya, ia ingat bagaimana sang ibu dulu menangani sang nenek yang sakit seperti ini saat tidak ada inhaler.
"nek, ikuti saya okey. Nenek tenang" pria itu memijat telapak tangan si nenek dengan lembut bermaksud untuk menenangkannya, lalu tangan si nenek dikepalkan oleh pria itu dan menyisakan jempolnya saja yang dibiarkan teracung.
Tangan itu dituntun menuju dada si nenek, lalu jempol itu di tekan pelan pada dada kirinya, pria itu juga mengelus dan menepuk punggung si nenek dengan lembut.
"tarik nafas pelan-pelan nek" si nenek menurut, " lalu hembuskan dengan pelan" titahnya lagi, si nenek kembali menuruti perintah pria itu.
Pria itu terus mengulangi perintah yang sama sampai nafas si nenek kembali teratur dan tenang seperti semula.
"Merasa lebih baik, nek?" tanya pria itu dengan tersenyum, si nenek hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Syukurlah caraku berhasil ternyata" ucapnya lagi yang merasa lega.
"nek sebelumnya maafkan saya karena berani memegang dada kiri nenek tadi, saya tidak bermaksud apapun, saya hanya menuntun tangannya menuju dada nenek yang sakit saja, sekali lagi mohon maaf kan saya nek" pria itu segera meminta maaf dengan menyatukan kedua tangannya dan terus menunduk beberapa kali.
Tentu saja dia merasa sangat tidak sopan dan lancang karena memegang dada wanita paruh baya itu tanpa seizinnya.
Btw ges, bukan dada gunung dua ya yang dia pegang, bukan ye bukan itu ges!!.
Si nenek tersenyum teduh dan terkekeh gemas saat pria manis nan tampan dihadapannya ini terus meminta maaf dan menunduk beberapa kali sehingga rambut panjang itu ikut terbawa naik turun.
"tidak apa-apa, saya begitu bersyukur karena ada dirimu nak. Terimakasih karena sudah membantu saya tadi ya" tangan wanita paruh baya itu tergerak untuk mengelus pucuk kepala itu dengan lembut jangan lupakan juga senyuman tulus yang terpatri di bibir tipisnya.
Pria itu hanya mengangguk dengan membalas senyuman tersebut.
"mari, saya akan mengantar nenek kerumah sakit" ajak pria itu, setelah dipikir-pikir sepertinya wanita ini memang harus di bawa kerumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nurse/JeongHaru
JugendliteraturBurung berkicau dan semilir angin kini tengah menemani kedua insan itu, menikmati keindahan alam dihadapannya. Mengenyampingkan rasa sakit dan juga sedih, memilih untuk menenggelamkan satu sama lain dalam perasaan cinta yang masing-masing dari merek...