Happy reading gessss
🐺💙🦋
.
.
.
.Kedua anak adam itu sedang berdiri di dekat tangga sambil bersandar pada dinding putih, melihat teman-teman Havis dan juga Andra yang sedang memainkan sebuah permainan.
Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam, Acara ulang tahun Havis masih berlanjut. Gita dan Rose sedang bersama Lisa, mereka sedang berbincang di meja makan sembari menyantap cemilan yang di siapkan.
"Je, makasih buat surprise nya" celetuk Havis dengan tersenyum.
"hmm, sama-sama. Anggap aja ini sebagai tanda terima kasih gue karena lu ngurus kita berdua dengan baik" balas Andra lalu menyeruput minuman nya.
Ide pesta kejutan ulang tahun ini dari Andra, dia yang menyusun semua rencana nya dari awal dan meminta bantuan nenek, mama dan juga Arjun tak lupa juga dengan teman Havis.
"Je, gue mau ngomong sesuatu boleh?" tanya Havis, Andra yang mendengar nya tertawa pelan.
"Lu kenapa sih tiap mau ngomong atau nanya sesuatu sama gua harus minta izin dulu, ya boleh lah" balas Andra, benar juga apa yang dia katakan ini.
"Ya kan gue takutnya lu nggak mau denger gitu" ucap Havis dengan menggembung kan pipinya dengan bibir mengerucut. Menggemaskan.
"Lucu lo, ngomong dah, mau ngomong apa?"
"Lu ada ketemu michi nggak?"tanya Havis.
Sebelum Havis bertanya, dirinya sudah terlebih dahulu membawa pria Tan itu menjauh dari teman-temannya.
"jujur aja, gue belum ada ketemu sama dia selama sebulan ini. Dia masih di jakarta di rumah sepupunya" itu benar, setiap kali Andra bertanya pada Michi 'dia ada dimana' maka jawaban yang sama kan Michi berikan padanya.
"Dia ada disini, dia nggak di jakarta, gue liat dia sama cowo lain di kafe dua Minggu yang lalu" celetuk Havis yang membuat Andra mengernyit bingung.
Okey dia rasa sudah saatnya untuk mengatakan hal itu. Dia tidak mau ini berlangsung terlalu lama.
"Ah bukan dia kali, orang jelas-jelas dia fotoin kalo dia tuh lagi di jakarta" elak Andra.
Jujur saja, sebenarnya ia sudah sedikit tak enak hati ketika di waktu yang sama pun kekasih nya itu sulit sekali di hubungi, bahkan bisa sampai seharian penuh mereka tak berhubungan, tak ada telepon atau pesan dari kekasihnya itu. Ia yang biasanya mendapatkan pesan singkat yang mengingatkannya untuk makan pun sudah jarang.
"Gue serius, je. Gue liat dia bareng cowok lain, dia selingkuh dari lu" ucapnya to the point.
"Apaan si lo, nggak lu nggak bang Arjun sama-sama nuduh pacar gue selingkuh. Dia nggak mungkin selingkuhin gue" balas Andra tak terima, apa-apaan?.
"Gue serius, dengan mata kepala sendiri gue liat mereka ciuman di kamar mandi kafe, gue liat itu je" ucap Havis lagi berusaha meyakinkan bahwa yang dia lihat itu benar adanya.
"Atas dasar apa lu nuduh dia sejauh itu? Dia nggak mungkin kayak gitu" bela Andra lagi, dengan dirinya saja dia tidak pernah lalu ini dengan orang lain? Ah rasanya tidak mungkin.
Havis menggelengkan kepalanya jengah mendengar pembelaan dari kekasih Michelle ini.
"Gue nggak nuduh dia, tapi gua liat sendiri mereka ciuman. Dia nggak ada di jakarta tapi ada di rumah cowok itu!!" ucap Havis lagi dengan nada bicara sedikit meninggi.
"Ada bukti lu ngomong kayak gitu hah?" Andra sudah tersulut emosi sekarang tapi sebisa mungkin ia menahannya agar pertengkaran mereka tak menarik perhatian semua orang yang ada disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nurse/JeongHaru
Genç KurguBurung berkicau dan semilir angin kini tengah menemani kedua insan itu, menikmati keindahan alam dihadapannya. Mengenyampingkan rasa sakit dan juga sedih, memilih untuk menenggelamkan satu sama lain dalam perasaan cinta yang masing-masing dari merek...