Happy reading gessss
🐺💙🦋
.
.
.
."Shh aww pelan-pelan bi!" Ringisnya saat maid itu mengobati wajahnya yang babak belur.
"Berisik! Cengeng bener lu jadi cowok!" sentak seseorang yang duduk tepat di hadapan pria itu dengan sebuah iPad di tangannya.
"Perih anjirr! Lu kan nggak tau rasanya!"
"Mampus, suruh siapa berantem"
Pria yang sedang di obati itu tak menghiraukan perkataan kakaknya ini, memilih diam ketika sang maid memasangkan plester di dahinya.
"Sudah selesai, tuan muda" ucap maid itu, lalu membereskan kotak P3K dan juga air bekas kompresan itu.
"Makasih, bi" balas pria itu. Lalu sang maid pergi dari sana.
"Bang, gue ketemu anak incaran lo tadi" perkataan sang adik tentu menarik perhatian sang kakak, ia lekas menyimpan iPad nya dan mulai mendengarkan adiknya.
"Maksud lo?"
"Havis Mahardika, dia datang ke arena tadi" pernyataan adiknya kali ini membuat nya terkejut bahkan ia sampai mengepalkan tangannya.
"Apa? Buat apa dia datang ke sana?"
"Jeovandra Permana, dia jawabannya. Gue berantem sama dia tadi dan dia datang buat ngelerai kita, gue akui dia punya keberanian yang patut di acungi jempol" adiknya berucap dengan bertumpang kaki dan juga terkekeh remeh.
Seringai lebar mulai terukir di wajah tampan dan juga manis itu, "dasar kucing nakal, harus di kasih hukuman tuh anak" ucapnya dengan seringainya yang semakin lebar membuat sang adik yang melihatnya pun bergedik ngeri jika sudah melihat kakaknya dalam mode seperti ini.
"Pantes lu terobsesi banget sama dia bang, badannya bagus bener mana bening lagi" pujinya, yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari sang kakak.
"Jangan puji dia dengan mulut kotor lu itu! Dia cuma punya gue, jangan pernah lu berpikir buat nyentuh dia ataupun lukain dia sedikit pun" Sarkasnya.
"Ck, dasar nggak nyadar diri, lagi pula gue masih mau hidup kali, nggak bakal gua nyentuh dia" balas sang adik sembari berdecih tak suka. Kakaknya ini benar-benar posesif.
"Buat dapetin dia, lu juga harus nyingkirin si anak tunggal Jeovandra Permana. Kalo lu butuh bantuan, gue bakal dengan senang hati membantu karena gua juga mau anak tengil itu mati" tawar sang adik, Jeovandra Permana entah sudah berapa kali ia membuatnya terlihat rendah dan lemah di depan semua orang, meskipun musuhnya itu adalah sang ketua tapi sasaran utamanya adalah si lelaki Permana itu.
"Oke deal, kita singkirin anak itu sama-sama" setujui sang kakak dengan bertos ria dengan sang adik.
🐺💙🦋
Gita keluar dari kamarnya, dahinya mengernyit bingung ketika mendapati lampu ruang tv yang menyala, seingatnya ia sudah mematikan nya tadi malam
Ia membawa tungkainya menuju ruang tv itu, lalu menekan saklar untuk mematikannya. Senyum teduhnya terpatri jelas ketika ia berjalan menuju sofa dan menemukan kedua anak adam yang tengah tertidur pulas dengan saling memeluk.
Andra yang tidur dengan bersandar pada sandaran sofa dan Havis yang tidur dengan bersandar pada dada bidang pria September itu, tangan cantik Havis yang memeluk Andra dan juga tangan besar sang dominan yang balas memeluk pinggang pria April itu.
Ia bersyukur karena kedua anak adam ini sepertinya sudah berbaikan.
"Ibu-hmphh" Gita membekap mulut anak perempuannya yang datang menghampiri nya ke ruang tv agar tak membangunkan kedua anak adam ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nurse/JeongHaru
Teen FictionBurung berkicau dan semilir angin kini tengah menemani kedua insan itu, menikmati keindahan alam dihadapannya. Mengenyampingkan rasa sakit dan juga sedih, memilih untuk menenggelamkan satu sama lain dalam perasaan cinta yang masing-masing dari merek...