Nurse 48

229 31 9
                                    

Happy reading gessss
🐺💙🦋
.
.
.
.




Maserati Levante hitam itu melaju dengan kecepatan di atas rata-rata, mengendarai mobilnya dengan ugal-ugalan. Ia menerobos jalanan tanpa melihat bahwa lampu lalu lintas itu tengah berwarna merah yang artinya pengemudi harus berhenti.

Drrrrtt

Suara dering ponsel itu mengalihkan perhatiannya, tangannya bergerak untuk mengangkat telpon tersebut dan menghubungkan nya pada earphone yang tersedia disana.

"Halo"

"Gila lu anak setan!!"

Pria September dengan setelan rapih itu mengernyit bingung ketika mendapatkan umpatan dari si penelpon.

"Lu yang anak setan! tiba-tiba ngatain gua" Jawabnya yang tak terima dirinya dikatai anak setan.

"Kurangi kecepatan mobil lu sekarang! gila lu bawa mobil kek orang kesetanan tau nggak!" Sentak seseorang di sebrang sana.

"Kak, kok lu__"

"Gua, di belakang lu dari tadi" belum selesai pria Permana itu berbicara, orang di sebrang sana lebih dulu memotong.

"Okay" Maserati Levante yang tadi mengebut itu pun menurunkan kecepatannya.

"Udah" ucapnya pada si penelpon yang sedang mengemudi kan mobilnya tepat di belakangnya, Andra sudah memastikan nya tadi dengan melihat dari spion mobilnya.

"Kita bicara di kampus nanti, gua tutup telpon nya. Inget, gua masih ngikutin lu dari belakang" balas si penelepon.

"Hmm" jawab Andra lalu mematikan telponnya secara sepihak.

Mobil berwarna merah itu melaju dengan mengurangi kecepatan nya agar bisa terus memantau Maserati Levante hitam di depan nya.

Setelah perdebatan mereka di telpon tadi akhirnya mereka pun bertemu, dan ya disini lah keduanya tengah duduk di kap mobil milik si pria permana. Setelah sampai ke kampus mereka berdua tak memilih untuk langsung masuk dan memilih untuk berbicara di parkiran mobil saja.

"Gimana?" Tanya si pria manis bersurai abu itu.

Yang mendapat tanya pun menghela nafasnya dalam, "sesuai dugaan, dia nggak percaya sama gue dan malah berakhir kita yang berantem"

"Okey dugaan kita bener, tapi kalian nggak sampe adu jotos kan" tuduh yang lebih tua.

"Gila lu kak, ya kagak lah" sewot Andra tak terima.

"Bagus dah kalo gitu"

"Lu tenang aja, mungkin dia bilang nggak percaya sama apa yang lu bilang. tapi gua yakin kata-kata lu pasti bakal terus terngiang di telinganya jadi setidaknya dia bakal sedikit waspada"

"Hmm semoga aja. Btw, ngapain lu ke kampus gua kak?" Tanya Andra pada yang lebih tua.

"Mau ketemu asa, gua sama dia lagi ngerencanain dekor acara pernikahan" jawabnya dengan merapihkan pakaiannya.

"Gercep amat bang Ajun, kelar skripsi langsung nikah gitu maksudnya?"

"Iyappsss itu benar, dan itu cuma tinggal beberapa bulan lagi haha" balas yang lebih tua dengan girang.

"Dih dulu aja bilang nggak suka, di kejar kabur-kaburan terus lah sekarang malah bucin lu" cibir Andra dengan wajah super menyebalkan.

Plakk

"Sirik aja lu, cinta itu butuh proses tau" balasnya tak mau kalah dengan menggeplak bahu lebar itu dengan keras hingga terdengar nyaring bunyinya.

Andra yang mendapat tabokan pun menganga tak percaya sambil mengusap bahunya yang jujur saja rasanya lebih sakit dari tabokan Havis.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Nurse/JeongHaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang