Seorang putra bangsawan di kucilkan di sebuah paviliun area belakang mansion sejak dia berusia 12 tahun karna insiden yang tak di sangka. Sang ayah memberi kabar tuan muda akan di jodohkan dengan putri seorang bangsawan yang lebih tinggi derajatnya...
TAKDIR. Satu kata yang menyimpan ribuan gambar garis tangan manusia. Tergores tipis, terlukis indah, bahkan menyayat perih. Semua sudah tertulis bak bait syair yang meraba angan lelarian. Ombak mendayu-dayu, angin berbisik, dahan meliuk-liuk. Semua sudah terbayang dengan harap samar di poros takdir semesta.
Di belahan bumi mana pun takdir selalu berpihak pada pemegang hierarki tertinggi yang di bekali kekuasaan dominan. Namun bagaimana jadinya jika pemilik puncak subgender yang kuasanya selalu di puja-puja di takdirkan menjadi rakyat biasa dan pemilik kedudukan rantai terendah di bebani gelar kebangsawanan yang memenjarakannya dalam kesepian.
Selamat datang di cerita sang omega bangsawan di pertemukan dengan Alpha dominan yang hidup dalam kesederhanaan. Dalam hitungan TIGA...DUA...SATU... tirai merah terbuka dan kisah ini dimulai._
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Laksemburg, Eropa🇳🇱
Secangkir kopi di genggaman laki-laki cantik terangkat ke udara seolah tengah mengajak bersulang pada hembusan angin serta rintikan gerimis.
Manik coklat jernihnya memandang pepohonan rindang di balik jendela yang terbuka bebas.
Awangnya membayangkan hiruk-pikuk kehidupan di luar pavilliun yang ia huni belasan tahun tanpa menikmati dunia luar yang nampak mempesona di pendengarannya.
"apa di luar sana indah, Anna?" tanya nya menilik liar.
"apa kicauan burung yang terbang bebas disana terdengar merdu, Anna?" ia memejam menikmati udara dibalik sangkar emas kepunyaannya.
"apa udara luar sangat segar, Anna?" tanya tuan muda Chai dari keluarga bangsawan terpandang pada maid yang mengurusnya sedari bayi. Maid yang berdiri tak jauh darinya tersenyum tipis menunduk kecil.
"sama saja tuan muda." "anda juga bisa mendengar kicauan bebasnya dari dalam pavilliun." Anna mencoba menenangkan tuan mudanya. Ia membuka mata dengan kedua ujung bibirnya tertarik tipis.
"bisakah suatu saat aku kembali bebas seperti burung di luar sana, Anna?" maid hanya diam, semakin dalam menunduknya. Kekehan kecil terdengar merdu.
"aku tau itu tak mungkin." ucapnya tersirat nada pasrah.
Ya, begitulah jalan takdir tuan muda. Siapa sangka di belakang mansion megah milik bangsawan ternama terdapat tuan muda yang terkurung di sebuah pavilliun selama belasan tahun. Kehidupan bebas yang ia harapkan hanya ada di awang-awang.
Dia bawa kaki panjangnya keluar dari perpustakaan menuju kamarnya yang nampak luas namun hampa, aksen mewah yang tertoreh disana seolah hanya sebuah fana, tak dapat mendatangkan binar bahagia di raut tampan nan cantiknya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
