33. FESTIVAL

1.7K 154 5
                                    

"Axel... Aku ingin membeli buku baru." ucap Chai antusias dengan binar jernih.

"kita beli apapun yang kau mau. Pakaian yang cocok untukmu dan semua yang kau butuhkan." sahut Axel.

"susu, daging, buku, kanvasmu, cat lukismu, sayuran, makanan di festival, apapun." jelas Chai cepat dan Axel hanya terkekeh lalu membungkam mulut Chai dengan ice cream di genggamannya.

Setelah ini kita akan pergi ke festival untuk menikmati semua makanan dan wahana disana.

"aku tidak sabar." ucap Chai riang.

Lagi-lagi mereka tak sadar jika ada yang memperhatikan dari kejauhan dengan senyum penuh maknanya.

"aku mencari kalian di seluruh area festival." ucap Vincent dari arah belakang Chai dan kedua pasangan itu menoleh bersama.

"lukisanmu?" tanya Tristan.

"laris tanpa persaingan sengit." sombong Axel dan Chai terkekeh.

"memonopoli perdagangan dengan alasan trik penjualan." sindir Vincent dengan niat candaan dan Axel terkekeh.

"begitulah caranya berdagang, harus putar akal untuk untung lebih besar."

"cih alasan." decih Vincent dan keempat orang itu tertawa bersama.

"ayo kita pergi." ajak Tristan.

"kalian pergilah lebih dulu, aku ingin ke toilet umum." ucap Axel.

"proses pencernaannya sedang lancar karena lukisannya terjual habis." Axel terkekeh beranjak pergi sembari melambaikan tangan dan Chai pergi lebih dulu ke festival bersama Vincent dan Tristan.

"kakak tidak lelah?" tanya Tristan ditengah perjalanan.

"tidak." Chai tersenyum manis, menengok pada Vincent yang ada di sisi kanannya.
"menyenangkan bisa melihatnya menjual hasil lukisannya, melihatnya menilai sesuatu dari sudut pandang yang berbeda dan mendengar setiap tutur katanya yang berat namun menyimpan hasrat cukup tinggi terhadap kehidupan. Dia menyenangkan." jelas Chai memandang kedepan, tersenyum tipis.

"cinta memang begitu cepat tumbuh." ujar Tristan dan Chai kembali menatapnya.

"cinta?" tanya Chai.

"kau tidak sadar Chai?" sahut Vincent dan Chai menggeleng membuat dua orang yang bersamanya terkekeh.

"dari caramu menjelaskan tentangnya saja sudah terlihat perasaanmu mulai tumbuh. Karena orang yang tidak memiliki perasaan tidak akan mudah memberikan senyumannya ketika orang yang dimaksud tidak ada disisinya." jelas Vincent dan Chai hanya diam. Menalar ucapan dan perasaannya.

"jangan terlalu di pikirkan, biarkan semuanya mengalir dengan sendirinya." sambung Tristan menengahi.

"sama seperti ucapan Axel, dia juga memintaku mengalir begitu saja." ujar Chai polos dan Vincent terbahak.

"kau telah jatuh ke dalam pesona seniman bodoh itu Chai." ledek Vincent masih dengan tawanya.

"jangan menggodanya kak, lihatlah dia menunduk malu." bela Tristan.

"maafkan aku Chai, aku hanya merasa lucu melihat kalian karena aku pernah di posisi itu. Bedanya aku dan dia hasil perjodohan." jelas Vincent membuat Tristan salah tingkah.
"kau beruntung bisa di cintai pria manis selembut Axel, tapi tolong jangan membuatnya kecewa. Dia sangat menyeramkan ketika marah."

"aku bilang jangan menggodanya." ucap Tristan dengan menggertakkan gigi mencubit lengan suaminya karena gemas. Vincent dan Chai hanya tertawa.

"kita sudah sampai." ucap Chai dengan binar cerah.

DESTINY || JOONGDUNK🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang