19. MAKNA KEHIDUPAN

2.9K 264 16
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lantunan musik soul berasal dari radio disudut kamar mengiringi seniman muda yang tengah menggoreskan kuas ajaib untuk menciptakan mahakarya indahnya ditemani lelaki cantik yang duduk bersanding mengamati tiap-tiap torehan yang di dominasi corak b...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lantunan musik soul berasal dari radio disudut kamar mengiringi seniman muda yang tengah menggoreskan kuas ajaib untuk menciptakan mahakarya indahnya ditemani lelaki cantik yang duduk bersanding mengamati tiap-tiap torehan yang di dominasi corak biru terang.

Sunyi malam serta kelambu yang terbang tertiup angin memberi hawa sejuk alami bagi keduanya. Manik coklat jernih itu tak berpindah sedikitpun dari kanvas dengan akalnya yang menerka setiap arti dari goresan pria disampingnya.

"kenapa diam?" Axel melirik sekilas pada Chai lalu kembali menggoreskan cat diatas kanvas.

"kau sudah lama melukis?" tanya Chai pada pria yang memangku kedua kakinya.

"lumayan. Sejak usiaku 15 tahun, tapi aku mulai sering menggambar setelah kedua orangtuaku meninggal." jelas Axel masih fokus pada kanvasnya.

"kenapa kau menyukai seni lukis?" tanya Chai yang memiliki rasa penasaran cukup besar.

Axel menghentikan kegiatannya menyangga dagu dengan punggung tangan, menatap liar kedepan mencari jawaban.

"karena menurutku lukisan adalah salah satu media yang dapat menyampaikan gagasan, ide dan isi hati secara realistis, tanpa kata namun dapat dimengerti mata yang teliti." jawab Axel lalu kembali menggoreskan kuasnya dengan posisi yang sama.

"apa semua lukisanmu menggambarkan semua isi hatimu?" Chai menilik beberapa lukisan yang terpajang di dinding kamar.

"tidak juga, contohnya lukisan ini. Aku mendapatkan ide lukisan ini darimu." Axel menoleh pada Chai lalu tersenyum.

"dariku?" Axel mengangguk.

"kau mengatakan jika di kurung tuanmu dimanor kan?" giliran Chai yang mengangguk.

"karena itu aku langsung mendapatkan ide ini."
"Langit biru, tumbuhan hijau, burung-burung berterbangan dan bangunan perkotaan menggambarkan kehidupan yang begitu indah dan menenangkan, mereka seimbang dengan kebebasannya masing-masing. Dan kau, kau disini." Axel menunjuk menara di tengah lautan.
"di tengah keindahan itu kau terbelenggu disini tanpa bisa pergi kemanapun. Kau hanya dapat menikmatinya dari puncak menara di ambang lautan." jelas Axel dan Chai tersenyum tipis.

DESTINY || JOONGDUNK🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang