Pagi yang cerah menemani seorang lelaki yang akan menikmati sarapannya, ia amati isi mangkuk birchermüesli. Beralih menatap pembuatnya yang sedang mengaduk secangkir kopi di dapur lalu kembali memperhatikan bubur gandum miliknya.
"Axel." panggil Chai ragu.
Axel mengalihkan pandangan pada lelaki cantik yang tak kunjung menyantap makanannya.
"ini terlalu banyak." ucap Chai menatap Axel yang berjalan menghampirinya.
"makanlah semampumu, jangan di paksa." ujar Axel duduk di kursi dekat Chai. Lelaki cantik mulai melahap bubur gandumnya seujung sendok.
"Axel." panggil Chai lagi.
"um?"
"boleh aku minta madu?"
"terlalu hambar?"
"tidak, tapi bagiku ini kurang manis." jelas Chai dan Axel beranjak mengambil sendok dan madu di salah satu kabinet.
"mau berapa sendok?" tanya Axel melangkah kearah Chai sembari membuka tutup botol madunya.
"satu?"
"hanya satu?" tanya Axel meyakinkan.
"apa dua sendok boleh?" tanya Chai takut-takut dan Axel terkekeh.
"sepuluh sendok pun boleh jika kau tidak mual memakannya." ucap Axel lembut dan Chai tersenyum dengan binar ceria.
"aku ingin dua sendok." ucap Chai lucu dan Axel menuangkan dua sendok madu sembari menahan senyum.
Axel kembali duduk, menyangga dagu menatap Chai yang mulai menyendok bubur namun ia tak kunjung melahapnya.
"Axel." panggilnya lagi menatap Axel ragu.
"katakan."
"aku tidak suka pisang."
"taruh di tepian mangkuk jika kau tak ingin memakannya."
Chai diam, menatap mangkuk bubur tanpa berniat memakannya.
"ada yang salah?" Chai menggeleng.
"kalau begitu makanlah.""Axel." panggilnya lagi dengan suara lebih kecil.
"em?"
"itu mengganggu mataku." Axel tertawa kecil mendengar ucapan Chai.
Pria itu meraih sendok madu lalu mengambil semua potongan pisang dan melahapnya. Axel mengacungkan jempol.
"terimakasih." ucap Chai tersenyum senang dan Axel mengacak rambutnya gemas.
Lelaki cantik mulai menikmati makanannya dengan tenang dan Axel tak mengalihkan pandangan bahkan saat menyesap kopinya sekalipun.
Dia amati kegiatan Chai yang selalu menarik di matanya. Makan dengan tenang, duduk tegap, caranya menyendok bubur, menyuapkan makanan tanpa menggerakkan kepala. Semua tak luput dari perhatian Axel.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY || JOONGDUNK🔞
FanfictionSeorang putra bangsawan di kucilkan di sebuah paviliun area belakang mansion sejak dia berusia 12 tahun karna insiden yang tak di sangka. Sang ayah memberi kabar tuan muda akan di jodohkan dengan putri seorang bangsawan yang lebih tinggi derajatnya...