22. LEPAS KENDALI🔞🔞🔞

8.7K 275 12
                                    

Axel naik keatas mensejajarkan tubuh menilik setiap inci paras cantik Chai yang tengah memejam membuka bibirnya dengan nafas memburu.

Netranya beralih pada bibir merah tebal yang menggoda, ia merendah memejam melahap lembut benda kenyal itu dan Chai mencengkram bahu Axel berniat untuk mendorongnya namun tubuhnya tak dapat menolak.

Axel melepas lumatannya, menatap intens pada eksi Chai yang tak kalah sayunya.

"kau cantik." lirih Axel.

Chai memejam dan pipinya terasa panas mendengar suara serak dengan sorot sayu redup milik Axel, terlebih efek feromon alpha itu membuatnya benar-benar hilang akal.

Lelaki cantik tersentak tatkala telapak besar mengusap pinggangnya naik turun menciptakan desiran aneh di dadanya. Mereka masih saling pandang dengan tangan Axel yang mulai merambat ke pusar naik ke dada.

"A...Axel." gagap Chai merasa dadanya bergejolak.

"em.." gumam Axel berat.

"agh..." desah kecil Chai saat jemari Axel bermain di putingnya.

"Xelh...ngh." lirih Chai tersentak saat lidah Axel bermain dilehernya.

Tangan itu kembali bergerak ke bawah menelusup ke punggung, turun ke bawah mencengkram paha kecil milik lelaki cantik untuk melingkari pinggangnya.

Axel usap lembut paha mulus Chai beberapa kali dan Chai hanya mampu memejam mengerutkan alis. Tangannya kembali bergerak ke belakang mencari kenikmatan duniawi.

"NGH...." Chai tersentak dengan lenguhan berat tatkala satu jari kekar Axel menerobos masuk.

Axel kecupi seluruh wajah Chai yang setiap detik membuatnya terpana menggerakkan jarinya keluar masuk pelan di lubang basah berlendir milik pujaan hatinya.

"Axelh...engh.." lenguh Chai dengan nafas yang kembali memburu.

Pria itu mulai mempercepat jarinya dan Chai melingkarkan lengannya di leher Axel. Ia menggeleng cepat merasa desiran dan debaran yang menjalar ke ubun-ubunnya.

"Ax..xel ahh... hah aaanghh."

"kau merasakan sesuatu?" tanya Axel tepat didepan wajah Chai dan Chai menyenggut kecil.

"an...nggh rasanya aneh." Axel tersenyum tipis dan semakin mempercepat jarinya.

"aaghh... hah eemmhh.. Axel ah Axel tol...longh berhenti ah... ja..janganh." Chai mendongak menggeleng cepat merasa nikmat.

Axel menambah satu jarinya dan Chai menjambak rambut pria itu membuat Axel mendongak kecil.

"Ax...aaahh sakith enghhh..."
"ak..kuh aku ingin kencing."

"keluarkan." bisik Axel.

"AKH..." pekik Chai gemetar.

Axel memeluk mesra tubuh Chai, mengusap punggungnya lembut.

"aku akan memulainya." kata Axel mengocok miliknya yang keras dan tegang, mengarahkannya ke lubang Chai mendorongnya pelan dan Chai mencengkram punggung Axel.

Ia dorong lagi miliknya membuat Chai mendongak gemetar kecil.

"Axel hiks... tolong keluarkan, itu sakit hiks." ucap Chai terisak merasa sakit dan perih di area bawahnya.

Axel mengusap kening Chai dengan ibu jarinya, mengecup mata kanan Chai cukup lama.

"tolong tahan sedikit lagi." lirih Axel lalu mengecup hidung Chai yang memerah.

Axel membenarkan posisinya, membuka kedua paha Chai semakin lebar dan...

BLESS!!!!

"AAAKH Enggghh...." pekik Chai lalu menggigit bahu Axel saat pria itu mendorong miliknya lebih dari separuh namun tak sepenuhnya masuk.

Dia kecupi seluruh wajah Chai turun ke leher kembali naik ke pipi sembari menguarkan feromonnya semakin banyak untuk menetralisir sakit yang dirasakan Chai.
Axel mulai menarik pelan miliknya dan memejam saat merasa penisnya di urut didalam lubang Chai.

Ia hentikan ujungnya tetap di lubang Chai lalu mendorongnya pelan, mengulanginya beberapa kali untuk melonggarkannya membuat lelaki cantik itu meninggikan dadanya.

Axel mulai mempercepat gerakannya, menghujam lubang Chai.

"AGH..." erangnya berat merasa miliknya di himpit erat.

Axel menyangga tubuh dengan lengan kokohnya dan lengan kanan yang menahan paha Chai keudara. Ia gerakkan pinggulnya maju mundur, menunduk menatap miliknya yang di lahap cepat lubang Chai dan Chai membuka bibirnya kecil menggenggam pergelangan kiri Axel.

"Axel... ah hah eemh Ax... agh. Janganh... itu terlalu dalam Axel ngh..." desah Chai menggeliat kebingungan saat Axel menyodok mentok penisnya, menghujam lubang sempit yang tak pernah terjamah siapapun bahkan tidak dengan jemarinya sendiri. Pusaka besar Axel lah menjadi benda pertama yang memasuki dirinya.

3 Jam Axel menghujam hebat lubang Chai yang telah memerah karna ulahnya dan berkali-kali pula Chai dibuat menggelinjang kelojotan saat mencapai klimaks ke-5 kali dan sebentar lagi akan menjadi ke-6 kalinya namun Axel belum juga mencapai puncaknya sekalipun.

"AKH.... AXEL..!!! KU MOHON AGH... AKU INGIN KENCING LAGI HIKS...."

"tahan sebentar." ujar Axel memejam erat saat merasa hampir mencapai puncaknya.

"Axel... aku engh... aku tidak bisa lagiihh." ucap Chai merasa tubuhnya begitu remuk redam.

Axel merendah, mengusak leher Chai menghirup aroma feromon manis milik lelaki cantik itu.

"sekarang." ucap Axel menarik penisnya cepat dan seketika cairan hangatnya muncrat diatas perut Chai dan juga bercampur dengan milik lelaki cantik.

Ia rengkuh erat tubuh yang gemetar hebat di bawahnya, mengecupi bahunya tanpa henti.

"Axel hiks..." lemah Chai menangis merasa gila dengan perbuatan Axel.

"maafkan aku." lirihnya dengan sirat menyesal. Ia kecupi kembali wajah Chai yang memerah dan beberapa saat terdengar nafas halus dengan isakan yang tersisa, Chai terlelap karena kelelahan.

Axel bangkit, meraih kemejanya yang berserakan di lantai lalu membersihkan cairannya yang ada di perut Chai dan diperutnya.

Satu kakinya naik ke ranjang, menggendong Chai ala bridal style membawanya ke studio lukis sebab ranjang Chai sudah basah kuyup tak karuan.

~
Axel merebahkan tubuh lelah itu diatas kasur lalu kembali keluar untuk membersihkan kamar Chai, mengenakan boxernya dan kembali lagi ke studio lukisnya.

Ia tatap lekat-lekat Chai yang terlelap dengan tubuh polosnya yang tak tertutup sehelai benangpun.
Axel merebahkan tubuhnya disamping Chai, menutup tubuh mereka dengan selimut yang sama, membawa lelaki cantik itu ke dekapan nyamannya.

Axel kecup lama kening Chai dan ikut bergelung ke dalam mimpi.

••••
Keesokan harinya

Axel mengerjap meraba area kasur disampingnya dan tak menemukan seorangpun. Ia membuka matanya mengerutkan alis mencari keberadaan Chai di seluruh ruangan namun hanya ada dirinya di studio.

Pria itu beranjak keluar studio lalu membuka pintu kamar Chai dan ia terdiam saat melihat Chai duduk menekuk kedua lututnya di tepi ranjang menatap ke jendela.

"Chai." panggil Axel mendekat namun Chai mengangkat tangannya keudara untuk menghentikan pria itu. Ia tak mengubah posisinya sedikitpun.

"tolong maafkan aku." ucap Axel dengan raut penuh sesal namun Chai hanya diam.

"Chai." tak ada jawaban satu katapun dari mulut Chai.
"tolong maafkan aku" Chai tetap bergeming tenang membuat Axel membuang nafas kasar.

"aku akan menyiapkan makan siang untukmu." ucap Axel keluar kamar meninggalkan Chai yang tak menghiraukannya.







~°°~
TERIMAKASIH😍

JANGAN LUPA VOTE & KOMEN💛

SEE YOU NEXT CHAPTER🔥


DESTINY || JOONGDUNK🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang