"astaga... tolong duduklah dengan tenang sayang..." kata pria tampan yang tengah menyiapkan sarapan sembari mengamati suami cantiknya yang tak kunjung diam.
Dia berjalan kesana kemari, memindahkan ini dan itu, berdansa seorang diri dan sesekali pria tampan memekik panik kalang kabut tatkala kesayangannya naik keatas bangku meja makan lalu berjoget riang sebab sedari membuka mata ia telah diberitahu akan diajak ke dalam hutan untuk mencari jamur sesuai janji prianya satu bulan yang lalu.
Semenjak mengetahui kehamilannya, lelaki cantik nampak semakin aktif namun hal itu membuat suaminya bersikap lebih waspada. Tak ada satu haripun ia tak membuat suaminya kelabakan, namun hal itu juga menambah kebahagiaan untuk keluarga kecil mereka.
"Axel aku ingin membeli baju bayi." pekik Chai yang duduk diatas meja makan.
Tinggal bersama Axel membuat ia sedikit melupakan aturan ketat manor sebab Axel pun tak pernah melarangnya.
"tunggu perutmu terlihat dan kita akan pergi ke kota untuk membeli pakaian bayi dan kereta dorong."
"sungguh? Kau tidak bohong? Ayo cepat berjanjilah... cepat katakan janji." tuntut Chai riang.
"aku janji..." jawab Axel sedikit lantang dan Chai terbahak ringan.
Chai singkap sweaternya lalu menunduk mengusap perutnya yang masih rata.
"lihatlah Axel perutku terlihat kan?" kata Chai dan Axel tertawa.
"bukan seperti itu maksudmu hahahaha." jawab Axel dan Chai ikut tertawa ringan.
"hai baby... cepatlah besar, papa ingin cepat-cepat ke kota." bisik Chai pada bayinya dan Axel terkekeh kecil sembari membawa dua piring sarapan untuknya dan Chai.
"papa muda... tolong turunlah... saatnya makan." ujar Axel.
"aku ingin disini..." balas Chai menghentakkan kedua kakinya cepat diatas kursi meja makan.
"duduk diatas meja makan?" Chai mengangguk.
"baiklah... jangan senggol makananmu." kata Axel meletakkan sarapan Chai didekatnya.
"kau tidak melarangku?"
"tidak, biarkan saja. Dua bayiku akan menangis nanti jika aku melarangnya." balas Axel mengusap perut rata Chai.
"Axel... harusnya kau melarangku." kata Chai memasang wajah galak.
"baiklah, baiklah... aku melarang tuan muda sekaligus papa muda untuk turun dari meja." Chai tertawa mendengar ucapan suaminya.
"perintah macam apa itu hahahaha." Axel terkekeh ringan.
"nikmati makananmu dan kita akan segera pergi ke hutan."
"aku ingin ke bukit menggembala domba." pinta Chai lalu menyuapkan sesendok sarapannya.
"tidak ada yang menggembala, semalam badai salju." balas Axel.
Chai mengangguk dan kembali menyuapkan makanan sembari membahas apapun dengan Axel, keluarga kecil mereka nampak semakin hidup. Mereka mulai membangun rumah hangat untuk calon bayinya nanti.
~
Mereka barusaja menyelesaikan sarapannya dan Axel segera membawa piring kotornya ke dapur lalu menggendong Chai ke kamar untuk membantunya mengenakan mantel hangat, sarung tangan dan sepatu.
"Axel aku terlihat seperti petani." Axel terkekeh.
"kau tetap terlihat seperti bangsawan karena tidak ada petani yang pergi ke ladang dengan mantel bulu." jelas Axel dan Chai tertawa lalu tiba-tiba diam saat menyadari sesuatu.
![](https://img.wattpad.com/cover/358173696-288-k267961.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY || JOONGDUNK🔞
FanfictionSeorang putra bangsawan di kucilkan di sebuah paviliun area belakang mansion sejak dia berusia 12 tahun karna insiden yang tak di sangka. Sang ayah memberi kabar tuan muda akan di jodohkan dengan putri seorang bangsawan yang lebih tinggi derajatnya...