38. BERUBAH

1.7K 158 8
                                    

04.07

Sudah berjam-jam Axel menggores kanvas polosnya dengan cat air namun tak sedikitpun ia merasa lelah ataupun mengantuk.

Entah berapa bungkus rokok yang telah ia habiskan hingga putung-putung rokok menumpuk diatas asbak. Hal yang dulu sering ia lakukan saat mengerjakan lukisan-lukisan indahnya dan berhenti saat Chai tinggal dirumahnya.

Pendengarannya menajam tatkala mendengar decitan jembatan seperti dipijak seseorang dan dia segera beranjak dengan sebatang rokok di ujung bibirnya, mengintip area luar dari jendela rumah pohon.

Axel menajamkan penglihatan saat melihat cahaya senter dari seseorang yang tengah menyebrangi jembatan rumah pohon dan matanya melebar.

Ia berbalik untuk mematikan rokoknya diasbak lalu menyambar mantel tebalnya.

"apa yang dia lakukan disini." gumamnya berjalan keluar dan seketika hawa dingin menusuk pori-porinya.

"Axel.." lirih Chai mulai menggigil.

Axel kenakan mantel ke tubuh Chai lalu segera mendekapnya dan membawa Chai masuk ke dalam rumah pohon yang telah menjadi rumah keduanya.

Axel kenakan mantel ke tubuh Chai lalu segera mendekapnya dan membawa Chai masuk ke dalam rumah pohon yang telah menjadi rumah keduanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"aku mencarimu dimana-dimana tapi kau tidak ada, jadi...." suara Chai memelan saat Axel menatap datar padanya.
"aku mencari ke studio tembikar tapi tidak ada, jadi aku masuk hutan untuk mencarimu dan aku melihat rumah pohon ini." lanjutnya dengan suara lirih namun Axel dapat mendengarnya.

"aku terbangun karena haus tapi kau tidak ada disampingku." Axel mendudukkan Chai didepan perapian lalu menaiki tangga meraih syal diatas tempat tidur.

Chai diam saat Axel berjongkok dihadapannya untuk mengenakan syal dilehernya.

"terimakasih." ucap Chai menunduk melirik syal yang terpasang cantik dilehernya.

Axel berdiri, meraih coklat panas miliknya diatas kulkas dan meletakkannya disamping Chai.

Axel berniat menyelesaikan lukisannya namun tangannya ditahan Chai, mereka saling tatap dengan pikiran rumitnya masing-masing.

"wajahku dingin." lirih Chai dan Axel duduk dihadapan Chai lalu memeluknya.

Ia menggeser tubuh bersandar di sofa dan membawa Chai keatas pangkuannya, mendekap erat untuk menyalurkan hangat tubuhnya ke tubuh Chai.

Chai memejam mengusak dada Axel sedangkan Axel meraih bantal dan ikut memejam.

~~~

12.45

Chai menggeliat membuat Axel tersentak dari pejamnya lalu melirik kebawah, melihat Chai masih memejam dalam pelukannya.

Axel benarkan posisi mantelnya ditubuh Chai, berusaha berdiri dan menggendong Chai untuk kembali pulang kerumah.

Pria itu menyusuri jalan setapak yang tertutup salju dan menahan dingin yang menembus hoodienya, sesekali menunduk saat Chai mengusak dadanya.

DESTINY || JOONGDUNK🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang