Raxellio duduk dikursi kebesarannya sembari menikmati cerutu mahal yang terapit disela-sela jemari.
Sudah 5 bulan Raxellio menjabat sebagai walikota Paris dan dia sudah mulai membiasakan diri dengan lingkungannya.
Ia balik lembar demi lembar kertas berisi dokumen-dokumen penting yang menyangkut kota Paris, meneliti apa saja yang dibutuhkan untuk semakin meningkatkan perekonomian tiap-tiap distriknya.
"sangat membosankan." gerutunya lalu menghisap cerutu diujung bibir.
Jiwa seniman yang melekat kuat pada dirinya membuat Raxellio mudah bosan tatkala di hadapkan dengan urusan-urusan politik yang rumit dan cerutu candu lah yang menjadi obatnya dikala pening.
"merokok lagi?"
Raxellio terperanjat dan segera menekan ujung cerutunya ke asbak lalu mengusap bibir dengan telapak tangan.
"mon Ange... sayangku... cintaku... kenapa tidak menelpon jika akan kemari?" tanya Raxellio merentangkan tangan sembari menghampiri pujaannya.
"agar aku tidak melihatmu merokok?" tanya Chai meletakkan paperbag diatas meja.
Raxellio memeluk Chai dari samping dan Chai melirik sinis pada suaminya yang mulai keras kepala jika menyangkut asap menyebalkan tersebut.
"aaaaaa jangan menatapku seperti itu, matamu hampir lepas." rengek Raxellio dengan sikap manjanya yang di buat-buat.
"Lihatlah... seorang Axel yang dulu selalu merawatku, kini berubah menjadi seorang bayi saat tertangkap basah sedang merokok...." Sindir Chai sembari mencoba melepaskan diri.
"Dimana anak-anak?" Raxellio baru sadar jika Chai pergi sendirian.
"Jangan coba-coba mengalihkan pembicaraan. Duduk." tegas Chai menunjuk sofa dan Raxellio segera duduk meletakkan kedua tangannya dipaha.
"Bukankah aku sudah bilang jangan merokok lagi?" Raxellio menunduk menyenggut kecil.
"Aku janji tidak akan merokok lagi."
"Setelah ini aku akan menelpon Norine agar menutup pabrik cerutunya." ucap Chai sembari mengeluarkan makan siang Raxellio.
"Tidaaaak...." rengek Raxellio beranjak dari duduknya dan kembali memeluk Chai dari samping.
CUP
CUP
CUP
CUP
CUP
CUP
CUPRaxellio menghujani wajah serta leher Chai dengan kecupan dan pemiliknya terkekeh geli mencoba menjauh namun ditahan.
"Ahahahaha Axel berhentilah." kata Chai dengan tawanya.
"Berjanjilah jangan menelpon Norine."
"Kamu takut tidak bisa merokok lagi?"
"Tidak..." singkat Raxellio menghentikan kegiatannya.
Chai menggeser tubuh menghadap Raxellio, mengalungkan lengan ke lehernya dan keduanya saling tatap.
"Cemburu?" tanya Chai menahan senyum.
Raxellio berkedip cepat, mengalihkan pandangan lalu meletakkan kepala di bahu Chai.
"Dia pernah suka denganmu." Ujar Raxellio dan Chai terkekeh geli.
"Tatap lawan bicaramu ketika bicara." kata Chai mengedikkan bahu dan Raxellio kembali berdiri tegap, menilik mata indah dihadapannya.
"Suamiku cemburu?" Tanya Chai dengan ujung bibir berkedut menahan senyum.
"Aku dengar dia pernah mengagumimu."
"Kenapa begitu serius? Itu hanya masa kanak-kanak. Lagipula dia sudah memiliki pasangan dan aku sudah memilikimu."
Jantung Raxellio seolah berhenti berdetak mendengar Chai mulai pandai berucap manis. Rengkuhannya semakin erat dengan pandangan terfokus pada bibir Chai lalu berpindah ke mata.

KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY || JOONGDUNK🔞
FanficSeorang putra bangsawan di kucilkan di sebuah paviliun area belakang mansion sejak dia berusia 12 tahun karna insiden yang tak di sangka. Sang ayah memberi kabar tuan muda akan di jodohkan dengan putri seorang bangsawan yang lebih tinggi derajatnya...