7. SENIMAN TAMPAN

3.7K 287 13
                                    

Lauterbrunnen, Swiss🇨🇭

Axellio Aydeen, pria tampan berasal dari pinggiran desa Murren dan alpha yang diberkati ketampanan sekaligus tangan ajaib yang dapat menciptakan sebuah karya sastra mengagumkan.

Jika umumnya alpha selalu hidup diatas awan karna semua keunggulan yang di miliki, itu tidak berlaku untuknya.

Axel adalah alpha yang terlahir dari sepasang suami istri yang hidup dalam kesederhanaan, ayahnya seorang penggembala domba dan ibunya seorang buruh pemetik anggur milik saudagar kaya di desanya.

Keluarga sederhana ini hidup serba pas-pasan namun tetap bahagia, tak ada alasan mereka untuk bersusah hati selagi bisa berkumpul bersama.

Dan dibalik semua ketabahan serta kelebihannya, semesta memberi kecacatan atas takdirnya dengan mendatangkan malapetaka yang merenggut anggota keluarganya.

Ayah dan ibunya meninggal dirampok para bandit hutan saat diminta menyetorkan hasil panen anggur ke kota dan sejak itu, Axel hidup seorang diri.

Namun di tengah kemalanganannya ia tak pernah menerima uluran tangan ataupun belas kasihan oranglain secara cuma-cuma.

Lelaki tampan itu akan bekerja apapun sembari mengembangkan hobi menggambarnya.
Hingga kini hobi itulah yang menjadi mata pencahariannya untuk bertahan hidup.

Seperti halnya saat ini, Ia sedang sibuk berkutat dengan meja putar dan tanah liat distudionya yang terletak di pinggiran hutan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti halnya saat ini, Ia sedang sibuk berkutat dengan meja putar dan tanah liat distudionya yang terletak di pinggiran hutan.
Gubuk yang dulunya menjadi gudang, kini ia sulap menjadi studio kecil untuknya menuangkan ide dan gagasan.

Axel menggeliat untuk meregangkan otot-ototnya yang kaku setelah menyelesaikan satu gerabah dan dia melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 5 sore.

"baiklah... kita lanjutkan besok untuk pembakarannya... saatnya kembali." ucapnya berjalan menuju wastafel sembari mengintip keluar jendela.

"kabut" ucap Axel.
"sepertinya mie instan cocok untuk teman melukisku malam ini." lanjutnya mengelap kedua tangannya dengan kaos yang dikenakan.

Axel melangkah menuju pintu dan meraih jaket mantel yang tergantung disana.

Ia menengok kebelakang sembari menyisiri sekitar dan segera mematikan lampu, keluar dari studio untuk pulang.

"kalau tau datang kabut aku akan pulang lebih awal." ucap Axel merogoh saku mantel untuk mengambil sarung tangan dan mengenakannya sembari berjalan.

"alat lukisku." ucapnya menepuk dahi saat teringat alat lukisnya tertinggal di rumah pohon.

Axel berbalik arah berlari kecil menuju rumah pohon yang tak terlalu jauh dari studionya.

Axel berbalik arah berlari kecil menuju rumah pohon yang tak terlalu jauh dari studionya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DESTINY || JOONGDUNK🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang