Seorang putra bangsawan di kucilkan di sebuah paviliun area belakang mansion sejak dia berusia 12 tahun karna insiden yang tak di sangka. Sang ayah memberi kabar tuan muda akan di jodohkan dengan putri seorang bangsawan yang lebih tinggi derajatnya...
Pesta mewah yang tadinya diselenggarakan untuk acara pernikahan telah berubah menjadi acara ramah-tamah bersama raja Prancis serta putra dan menantunya.
Dan ditengah berlangsungnya pesta, Raxellio menarik Chai keluar dari aula menuju taman belakang yang sepi.
"jangan biarkan siapapun memasuki area taman." Titah Raxellio pada Josh yang mengikutinya dibelakang.
"Baik, prince." jawab Josh berhenti di ambang pintu sedangkan Raxellio membawa pujaannya duduk berhadapan di gazebo.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"kenapa kemari?" tanya Chai.
"Tidak ada, hanya ingin berduaan denganmu." Singkat Raxellio meraih jemari Chai.
"Tapi anak-anak sedang dikamar."
Raxellio menggeser kursinya semakin dekat.
"Ayah sudah membawakan maid pribadi untuk dua Prince kita dan Anna juga mengawasinya." Chai menyenggut kecil.
"berdirilah sebentar..." Chai menurut dan Raxellio langsung menarik Chai. Meraih pinggang ramping Chai untuk duduk dipangkuannya.
"Orang-orang akan melihat kita Axel." Chai berusaha memberontak namun Raxellio menahannya.
"Tidak akan ada yang kemari." Chai menengok menatap suaminya.
Raxellio meraih kaki Chai untuk melangkahinya dan lelaki cantik itu duduk berhadapan dipangkuan suaminya.
"Aku sangat merindukanmu." Kata Raxellio mengusak dada Chai, merengkuh erat pinggang rampingnya.
"Aku juga merindukanmu." jawab Chai mengusap kepala suaminya.
Raxellio menengadah. Menangkup pipi Chai dengan ibu jarinya mengusap bawah mata lelaki cantik itu. Menilik maniknya bergantian.
"Apa mereka sangat rewel? Mereka merepotkanmu? Apa mereka mengajakmu begadang setiap malam? Kantung matamu masih terlihat hitam meskipun tertutup riasan." Ujar Raxellio dengan raut khawatir.
Chai tersenyum dan airmatanya menetes begitu saja.
"Kanapa? Kau sangat lelah, um? Maafkan aku yang tidak bisa menemani masa-masa sulitmu merawat mereka." lirih Raxellio.
Pria itu mengecup kedua pipi Chai lalu menyatukan kening.
"Aku tau kau pasti kerepotan harus bangun ditengah malam."
"Aku tidak pernah kerepotan mengurus mereka, justru mereka yang menjadi semangatku untuk bertahan." Chai diam sejenak mengatur nafas. "Aku hanya ingat saat kau selalu duduk dan terjaga di sepanjang malam karena aku merasa tidak nyaman berbaring, kau memangku ku seperti ini, melukis ataupun mengoceh ini dan itu hingga aku terlelap." Raxellio tersenyum mendengar ucapan Chai.
"Selama kau nyaman, apapun akan aku lakukan." jawab Raxellio.
"Kau ingin tau siapa pelakunya yang mengajak kau begadang sejak didalam kandungan?" kata Chai.