Seorang lelaki cantik baru saja membuka mata dan ia menggeliat kecil merasa punggungnya begitu remuk. Dia mengerjap dengan tangannya meraba sekitar dan segera menengok saat tak melihat prianya disisinya.
Chai duduk, mengangkat kedua tangannya ke udara lalu menggeliat dan turun dari ranjang. Ia sentuh gelas susu diatas nakas yang telah dingin lalu menilik jam yang menunjukkan pukul 6 sore.
"aku seperti mati suri." ucapnya terkekeh lalu membawa langkahnya keluar.
Matanya mengedar dan melihat seisi rumah nampak sepi. Ia menengok ke kanan, menatap pintu studio suaminya.
Tok tok tok
"Axel... kau di dalam?" tanya Chai dan ia diam, menunggu jawaban dari dalam.
"Axel... boleh aku masuk?" tanya Chai lagi saat tidak mendapat jawaban.
Chai membuka pintu studio Axel dan tak ada siapapun didalam. Dia kembali keluar, membawa langkahnya menuju dapur yang nampak kosong.
"Axel..." panggil Chai dengan suara mulai gemetar.
Ia bawa langkahnya menuju pintu rumah namun Chai tidak berani keluar karena takut orang-orang ayahnya telah sampai ke desa.
"Axel." panggilnya kembali menyisiri seisi rumah namun Axel benar-benar menghilang.
Chai diam, mengerjap cepat saat airmatanya ingin luruh. Perasaan takut dan tidak nyaman mulai menyelimutinya.
"Axel... kau dimana?" ucapnya dengan bibir melengkung ke bawah.
"Ax...huek..."
Chai lari menuju kamar mandi saat tiba-tiba merasa mual. Lelaki cantik itu mencoba memuntahkan isi perutnya namun hanya ada cairan putih kekuningan yang keluar dari mulutnya.
Chai membilas mulutnya dan kembali melangkah kearah pintu.
"Axel hiks..." panggil Chai mengintip keluar.
Chai berbalik tubuh dan perlahan duduk dilantai. Ia tekuk kedua lututnya, menyembunyikan wajahnya diantara lengan.
•••
21.35Seorang pria tampan menyusuri jalanan yang di tutupi tumpukan salju tipis dengan sebuah paperbag berisi cake serta roti isi daging untuk pujaannya.
Kedua ujung bibirnya tertarik tipis tatkala melihat rumahnya kurang beberapa meter lagi. Ia mempercepat langkahnya sebab tak sabar ingin segera melihat wajah riang suami cantiknya.
Axel membuka pintu dan terperanjat kaget saat melihat Chai duduk dibawah jendela dengan kepala merunduk.
"hei... kenapa?" sapa Axel memasuki rumah dan segera melepas mantel serta sepatunya.
"Axel hiks..." panggil Chai menengadah dan Axel melotot kaget saat melihat mata Chai yang merah sembab. Ia berjongkok, segera memeluk Chai dan seketika tangisnya pecah membuat Axel panik kebingungan.
"kenapa? Kau kelaparan? Kau tidak makan makanan yang ku siapkan um? Kau tidak bisa membuat susu sendiri?" tanya Axel saat Chai terisak.
"hueek..."
Axel segera membawa Chai ke kamar mandi dan mereka berdiri didepan wastafel. Chai kembali memuntahkan cairan dan Axel memijit tengkuknya.
"apa daritadi kau seperti ini?" tanya Axel saat melihat beberapa handuk kecil berserakan dilantai dan Chai mengangguk.
"maafkan aku meninggalkanmu sendirian." kata Axel memeluk Chai.
Axel segera menggendong Chai ke kamarnya lalu membaringkannya diatas ranjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY || JOONGDUNK🔞
Fiksi PenggemarSeorang putra bangsawan di kucilkan di sebuah paviliun area belakang mansion sejak dia berusia 12 tahun karna insiden yang tak di sangka. Sang ayah memberi kabar tuan muda akan di jodohkan dengan putri seorang bangsawan yang lebih tinggi derajatnya...