9. SADAR

2.5K 217 13
                                    

2 Hari kemudian

Axel barusaja masuk rumah setelah menghabiskan waktu seharian di studio gerabah pinggir hutan, ia melangkah menuju kamarnya dan melihat orang asing yang dia temukan 2 hari lalu masih setia memejam.

Pria muda itu berjalan menuju wastafel yang ada didapur untuk mencuci tangannya lalu kembali memasuki kamar dan duduk di ujung ranjang.

Beginilah kesehariannya selama dua hari ini, ia pergi ke studio gerabah pagi-pagi sekali, pulang disiang hari untuk memeriksa kondisi orang asing itu lalu kembali lagi ke studio dan akan pulang saat petang.

Perjalanan naik turun bukit seolah tak pernah membuatnya lelah dan kini dia sedang membuka perban yang melilit kaki lelaki cantik itu untuk di ganti.

Axel sedikit tersentak saat jemari kaki yang ia sentuh bergerak kecil dan dia beralih memandang wajah teduh yang memejam.

"kau bangun?" ucap Axel berdiri.

"emh." lenguhan lemah terdengar membuat Axel tersenyum tipis.

"syukurlah kau sudah bangun." ujar Axel saat orang asing itu membuka matanya perlahan namun dia tak menjawab.

"kau mau minum?" tanya Axel melihat lelaki cantik mengusap tenggorokannya dan Axel segera meraih segelas air diatas nakas lalu membantunya minum.

"kau bisa bicara?" orang itu mengangguk.
"siapa namamu?"

"Chai." singkatnya dengan suara yang teramat lirih.

"siapa?" tanya Axel yang tidak bisa mendengar suaranya.

Pria tampan itu sedikit membungkuk untuk mendekatkan telinganya di depan mulut orang asing tersebut.

"Chai."

"Chai..?" tanya Axel kembali berdiri tegak dan lelaki cantik yang masih lemas itu mengangguk.
"tunggu disini, aku akan memanggilkan perawat dan segera kembali." lanjutnya lalu melangkah keluar kamar menuju rumah Vincent.

"ssssttt..." desis Chai saat merasa kepalanya berdenyut nyeri.

Chai menilik setiap sudut ruangan yang terasa asing untuknya dan manik sayunya melebar saat mengingat alasannya kabur dan perbuatan dua alpha yang melecehkannya.

"aku harus pergi." gumam Chai lemah.
Lelaki cantik itu menyingkap selimut yang menutupi tubuhnya dan berniat beranjak dari ranjang untuk kabur sejauh mungkin.

BRUK!!!

"kau butuh sesuatu?!!" tanya Axel dengan nada panik saat melihat Chai terjatuh dari ranjang.

"tuan tolong lepaskan saya..."
"saya lemah, saya tidak sanggup melayani tuan." ucap Chai membuat Axel, Vincent dan Tristan saling pandang karna bingung dengan maksud Chai.

"apa ada yang bersikap buruk padamu?" tanya Axel sembari membantu Chai kembali berbaring.

Tristan melangkah mendekat dan duduk di tepi ranjang lalu membuka tas medisnya.

"ada yang sakit?" tanya Tristan menatap singkat ke arah Chai.

"tubuhku terasa sakit dan remuk." Tristan mengangguk lalu mengarahkan stetoskop ke dada Chai dan dua pria yang ada disana hanya diam mengamati.

"tubuhmu masih lemah dan butuh pemulihan jadi jangan memaksakan diri apalagi terlalu banyak pikiran." tutur Tristan lalu beralih menatap Axel.
"tolong beri dia bubur ataupun makanan halus, dan ini inhibitor yang kakak pesan."
"cukup minum satu kali sehari." lanjutnya menyodorkan sebotol inhibitor pada Axel.

"satu bulan?" tanya Axel membolak-balik botol di genggamannya.

"perbotol hanya berisi 10 kapsul untuk 10 hari." jelas Tristan.
"sepertinya itu saja kak, jika ada suatu yang terjadi segera panggil aku ataupun kak Vin."
Tristan mengalihkan pandangan pada Chai.

DESTINY || JOONGDUNK🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang