Terikat Namun Tak Bertali Ke Dua: Lelaki Pemilik Lasa.
“Sembuhkanlah! Jangan dilupakan. Luka yang ada di hatimu itu bukan untuk dilupakan namun untuk disembuhkan. Aku tahu rasanya itu sangat tidak bisa, sebab lukamu sudah terlanjur menganga. Namun aku mohon, obatilah sekali lagi. Tapi kali ini jangan obati sendiri, sebab Tuhan selalu sedia membantumu mengobati.”
-Jupiter.•
•
•
Rasanya sangat membosankan kalau tidak ada Jupiter. Inilah yang dibenci Winnie, oh tidak! Maksudnya ini adalah hal yang paling tidak disukai oleh Winnie.
Berhubung Jupiter sudah lulus dari sekolah itu, jadilah Winnie hanya pergi ke sekolah seorang diri. Memang sekolah itu tak jauh dari rumahnya, jadi Winnie hanya berjalan kaki kesana.
SMAGA atau SMA Simpang Tiga. Memang nama yang unik. Sekolah itu berada di dekat jalan yang memiliki tiga simpangan. Sebab itulah, disebut SMA Simpang Tiga. Atau disingkat pula SMAGA.
“Huh...,” keluhnya.
Gadis itu menghembuskan napasnya. Juga bibir yang sedikit ia tarik agar menerbitkan sebuah senyuman, namun senyuman itu adalah senyuman yang sangat-sangat palsu. Senyuman datar.
Tubuh gadis itu sedikit meluruh, ia berjalan dengan malas. Gadis itu sangat layu. Bahkan rasanya sangat mengantuk sebab ia tak bisa tidur malam tadi. Dan itu semua ulah Lila, lagi-lagi bebek itu mengomel semalam. Entah apa yang Lila mau.
“Ayo semangat, jangan malas-malasan begitu.” Seorang gadis yang menaiki sepeda tiba-tiba menepuk pundak Winnie pelan.
Winnie lantas menatap gadis itu, rupanya teman sebangkunya. Gadis itu adalah Ghea, si cantik berambut panjang, juga... sebentar. Kenapa dengan mata gadis itu?
Ghea menghentikan sepedanya di depan Winnie, gadis itu sedikit menyungging senyum. Ayolah, kenapa Winnie tertegun begitu? Apa yang salah dengan dirinya?
“Kenapa?” Ghea bertanya.
“Matamu?” Winnie menjawab pelan, menyipitkan matanya, lalu gadis itu menutup mulut tak menyangka.
“Oh ini? Hanya bengkak biasa. Tak apa, tak usah kau pikirkan.”
Itu akibat ulah sang ayah. Hanya karena Ghea mendapat nilai 70, ayahnya itu marah dan memukulnya. Itulah yang parahnya, bisa-bisanya ayahnya itu menonjok mata kanannya.
Namun tak apa, itu sudah biasa. Ghea sudah terbiasa dengan perlakuan kasar sang ayah. Sejak SD bahkan, nilainya harus selalu tinggi, tak boleh kalau tidak rangking 1 dan juara kelas.
Sekali kala itu, mungkin saat Ghea kelas 4 SD. Ghea gagal menjadi juara kelas, ia mendapat rangking 2, sebab itulah tubuhnya habis babak belur, dan memar sana-sini.
Kata ayahnya, “Makanya kalau di sekolah kau harus belajar dengan benar, kau kebanyakan berteman dengan mereka yang membikin nilaimu turun. Ayah sudah bilang, bukan? Di sekolah kau tak perlu berteman dengan siapapun! Itu hanya akan membuatmu lengah dari belajar di sekolah!!”
Ingin saja rasanya gadis itu berteriak dengan lantang pada dunia BAHWA SEMUA INI TIDAK ADIL. Namun tak apa, Tuhan lebih tahu yang terbaik. Bukannya penulis paling sempurna adalah sang pencipta?
Winnie dan Ghea adalah dua teman yang saling melengkapi. Mereka tak pernah beradu nasib, “Lah lu masih mending, gue malah bla bla bla bla.” Tak pernah mereka berkata begitu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terikat Namun Tak Bertali [ SELESAI ]
RandomPadma Arumi, gelar yang Jupiter sematkan untuk Winnie. Padma yang bermakna teratai merah, dan Arumi yang memiliki arti wangi. Diambil dari diksi. Bukan tanpa alasan gelar itu Winnie sandang, pasalnya gadis itu terlahir dengan rambut merah, serta mem...