Terikat Namun Tak Bertali Ke Dua Puluh: Memang Aku Penjahatnya.
"Baiklah, kali ini aku yang bajingan. Aku membuatmu terpojok dalam keterdiaman namun sejatinya akulah dalangnya. Mungkin memang aku sialannya. Aku yang trauma pada cinta namun kamu juga yang harus menyembuhkannya."
-Padma Arumi (Winnie)•
•
•
"Dan debat kita, resmi berakhir!"
"Baiklah, baiklah, saya mengalah, lagipula wanita selalu benar," ucap Jupiter pasrah.
"Tidak! Kita sama-sama menang. Aduh.., Tuan, anda ini ingin mengajak saya berdebat lagi ha?" tanya Winnie yang memang suka berdebat dengan Jupiter.
"Tentu tidak, Nona. Saya ingin perdebatan memang sampai di sini saja. Mari kita pulang, bukankah ini sudah menjelang senja?"
"Baiklah, Tuan. Mari pulang."
Sambil berjalan mengekori Jupiter, Winnie mengucapkan kalau dia benar-benar suka kala berdebat dengan Jupiter. Karena hanya dengan berdebatlah mereka beradu opini, lalu ujung-ujungnya, walaupun berbeda, mereka akan menghargai pendapat satu sama lainnya.
"Tuan, lain kali kita berdebat lagi ya?"
"Aduh, anda ini suka sekali ya ketika kita berpecah-belah hanya karena suatu perdebatan?"
"Bukan, Tuan. Justru perdebatan lah yang membuat kita menjadi bersatu. Yang awalnya pecah-belah karena beda pendapat, namun ujungnya, kita akan menghargai pendapat satu sama lainnya. Jadi? Apa yang salah dengan debat?"
"Hmm, anda menyuruh saya untuk berdebat lagi ya?"
"Iyah, berdebat memperdebatkan masalah debat!" ucap Winnie tak nampak bercanda.
Lelaki itu lantas tertawa sendiri, Winnie tak tahu kenapa, tapi ia memilih acuh saja.
***
Baiklah, kali ini bagaimana nasib para seniman kita? Apakah Ghea selamat dari amukan ayahnya? Atau sang pahlawan berhasil menyelamatkannya?
"Kamu masih ngeyel ya? Papa kan udah bilang, jangan melukis lagi!!" tekan ayah Ghea di akhir kalimat.
"Tapi, Pah. Aku juga nggak lalai dari belajar, dan juga aku juara satu di lomba melukis tadi siang."
"Tapi Papa nggak mau kalau nilai kamu sampai turun hanya karena kamu sibuk melukis! Emang buat apasih melukis itu ha?! Apa bisa menjamin kamu bakalan jadi seniman? Nggak kan?!"
"Emang nilai yang selalu tinggi fungsinya apa ha?!" batin Ghea. Gadis itu memutar bola matanya malas mendengar celotehan sang ayah.
Ghea kira kalau ia tak punya ibu, pasti tak akan ada yang memarahinya, yang cerewet padanya, yang ini itu selalu di atur. Namun rupanya, ayahnya yang malah seperti itu. Kalian tahu? Hidup Ghea seperti terkurung dalam sangkar.
"Ghea!! Kalau kamu masih nggak mau berhenti untuk melukis, kamu tau kan nasib tubuh kamu kalau nggak nurut sama Papa?" ujarnya tampak mengancam.
Ghea menghembuskan nafas kasar. "Iya, iya, aku nggak bakal ngelukis lagi," jawabnya pasrah.
"Tapi boong, wlee!"
"Hari ini Papa capek, malas untuk menghabiskan tenaga mukulin kamu," ujar ayah Ghea sambil mengusap-usap kepalanya akibat sedikit pusing. Lantas pria itu meninggalkan Ghea sendiri di kamarnya. Laki-laki itu memang mengalami hari yang berat hari ini, jadi ia sudah tidak ada tenaga lagi untuk menghukum sang putri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terikat Namun Tak Bertali [ SELESAI ]
RandomPadma Arumi, gelar yang Jupiter sematkan untuk Winnie. Padma yang bermakna teratai merah, dan Arumi yang memiliki arti wangi. Diambil dari diksi. Bukan tanpa alasan gelar itu Winnie sandang, pasalnya gadis itu terlahir dengan rambut merah, serta mem...