38. University of Sydney

157 22 0
                                    

Terikat Namun Tak Bertali Ke Tiga Puluh Delapan: University of Sydney.

"Perpisahan yang begitu ku takuti, akhirnya muncul juga menyiksa hati. Tak dapat pula marah pada takdir, sebab takdir Tuhan selalu adil."
-Padma Arumi.

Malam di Australia begitu hening, sunyi tanpa Leila. Gadis itu sengaja hanya membawa Lila saja, agar separuh kenangan tak ia bawa, sepenggal tertinggal di Indonesia, dan sepenggal lagi ia bawa ke Australia.

Dalam kamar yang dulunya milik Katarin, Winnie menangis tersedu-sedu. Kamar itu, penuh dengan kerusakan. Gadis itu menangis bukan karena mendapatkan kamar yang rusak, gadis itu hanya tak bisa membayangkan serusak apa hati kakaknya.

"Katarin ... dia ... huuh .. kakakmu hampir menjadi korban pelecehan seksual, dia ... hampir di perkosa oleh orang tak dikenal."

Cerita yang Winnie harap hanya bualan saja. Winnie kira, lukanya sangat menganga, namun ternyata, luka Katarin sang kakak tak kalah terbuka.

Itu terjadi tadi, kala Winnie sampai di rumahnya di Melbourne. Gadis itu sangat excited, sampai-sampai ia meminta untuk ayahnya menceritakan sedikit tentang kehidupan mereka selama 10 tahun di Australia.

Sialnya, yang terpikir, yang teringat, dan yang melekat hanyalah tentang Katarin yang hampir menjadi korban rudapaksa. Dengan berat hati, Jaka menceritakannya pada Winnie.

Mulut gadis itu sedikit bergetar, ia ingin menggumamkan sesuatu, "Kak ... sepertinya pilihanku untuk menyerahkan Jupiter padamu adalah tepat, dia lelaki yang hebat, Kakak akan bahagia bersamanya."

Namun, Lila dapat merasakan hujan penuh kesakitan jatuh menimpa bulunya. Bebek itu berada di pangkuan Winnie, ia hanya diam, tak tidur dan tak ingin melenggang pergi dari pangkuan Winnie.

"Namun maaf, Kak. Aku akan mencintai lelakimu, entah sampai kapan akupun tak tahu. Maaf untuk itu, mungkin sedikit waktu lagi, hingga ujungnya aku akan berhenti mencintainya," monolog Winnie.

Bukankah tuan milik nona? Tak apa, kan, kalau sang nona mencintai tuannya? Salahnya di mana?

Yap. Kesalahan nona Padma Arumi hanya satu, ia mencintai tuan yang takdirnya adalah milik sang kakak. Tetapi ... kata orang cinta tak pernah salah. Ah! Mungkin hanya salah mencintai orang saja.

Tetapi, tanpa Jupi, diksi yang terangkai menjadi puisi tak akan terisi. Hati yang tak percaya cinta itu berbuah bahagia dan berbungakan gembira, tak akan lagi merasakan indahnya sebuah cinta. Walaupun, hanya sehari gadis itu merayakan cinta yang bahagia.

"Tak ada perayaan malam ini, sakit yang kurasa tak dapat dikurangi, sehingga untuk berpuisi, rasanya nyaris tak bisa lagi ...." Kali ini, monolog itu terdengar sangat lirih.

Bagaimana tidak? Gadis pemuisi telah kehilangan konsumsi. Selama ini ia membuat puisi bertaburkan rasa, dan yang memberi nyawa adalah tuannya. Sejatinya, Winnie membuat puisi itu tak sendiri, Jupi yang menjadi inspirasi.

Seolah-olah, Winnie yang menyusun kata, dan Jupi yang memberi suara. Layaknya Winnie menanam bunga cinta, dan Jupi yang menyiraminya. Seperti Winnie yang terluka, dan Jupiter mengobatinya. Lalu seumpama Winnie yang tertawa, maka Jupiter-lah penyebabnya.

Terikat Namun Tak Bertali [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang