05. Trauma Milik Winnie

757 75 2
                                    

Terikat Namun Tak Bertali Ke Lima: Trauma Milik Winnie.

Jika kau memiliki trauma, itu bukan berarti mentalmu begitu lemahnya. Sebab kadang kala kita tidak bisa mengontrol kejadian diluar kehendak kita. Tapi satu pesanku, rangkul lah trauma itu dan jadikan teman sejatimu.
-Jupiter.

Winnie lagi-lagi membiarkan tangannya menari di atas kertas putih. Sebuah buku dengan judul ‘Kumpulan Kata Untuk Kita Yang Bersama Namun Tak Mungkin Menyatu’ kini beberapa halamannya sudah di penuhi bait-bait kalimat yang tersusun begitu dikara.

Tubuhnya begitu lunglai bila tangannya lagi-lagi dengan nekat menuliskan perasaan yang di pendam oleh hatinya. Gadis dengan rambut berwarna merah itu menelungkupkan wajahnya, menikmati setiap tetes air hujan yang berjatuhan bersama derai air mata.

Saking menikmatinya, gadis itu sampai lupa kalau air mata yang jatuh dari manik indahnya menetes beberapa di atas kertas putih yang sudah penuh dengan coretan tangannya.

Dengan pasrah Winnie menutup buku kesayangannya, berjalan dengan lunglai pula ke arah jendela. Hujan turun dengan begitu lebatnya, membuat kaca jendelanya menjadi kabur sebab di penuhi oleh tetesnya.

Gadis itu menyeret kursi, lantas duduk di depan jendelanya. Menatap penuh senyum hujan di luar sana. Namun secara tak di sangka pula, ponsel milik si gadis berdering menandakan ada yang meneleponnya.

Winnie beranjak, mengambil ponsel lalu mengangkat panggilan suara itu. Dengan sekejap, suara merdu yang menenangkan jiwa dari orang yang dikasihinya terdengar oleh telinga. Bagai kicauan burung yang indah nan candu di dengarnya.

Halo, Nona,ucap lelaki di seberang sana.

Winnie mampu mendengar suara gemuruh hujan yang begitu berisik, namun juga menenangkan dari seberang sana. Kekehan si tuan, benar-benar membuat Winnie tersenyum juga.

“Sepertinya aku tahu apa maksudmu, Tuan,” sahut Winnie.

Gadis itu kembali mendekati jendela, menyingsing gorden lalu menatap langit yang dipenuhi awan mendung yang menurunkan beribu airnya. Memastikan, semoga saja gledek tak akan menyambar dengan suara kerasnya.

Jadi.. apa jawabanmu? tanya Jupiter.

Winnie sedikit mempertimbangkan, ia melirik sejenak ke arah jam yang terus berdetak menghitung masa. Gadis itu sedikit mengangguk, lantas menjawab pertanyaan dari tuannya.

“Baiklah, Tuan. Tapi bagaimana kalau gledek menyambar?"

Jupiter yang sudah berdiri di teras, lantas menatap hujan yang terus turun begitu deras di hadapannya.

Aman, Nona. Semoga saja gledek itu tak akan ada, ucap Jupiter meyakinkan.

“Baiklah, Tuan. Tunggu saja.” Winnie kemudian meletakkan ponselnya, lantas berlari dengan wajah yang berseri. Senyuman bahagia terpampang jelas pada wajah gadis itu.

Sampai di depan pintu, Winnie berjeda sejenak dari larinya. Ia sejenak berpikir sambil bernafas menenangkan diri.

Kemudian, pintu itu di bukanya. Suasana malam yang gelap dengan hujan yang berjatuhan membuat gadis itu sedikit kedinginan dan memeluk dirinya.

Terikat Namun Tak Bertali [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang