Terikat Namun Tak Bertali Ke Tiga Puluh Satu: Jiwanya Kosong.
"Bahkan rembulan enggan menyaksikan, betapa menyakitkan menjadi seorang yang kesepian. Raga kosong tanpa jiwa, sementara jiwa hilang entah kemana."
-Katarina.•
•
•
"What the? Yang bener aja, Zar?" Ghea jelas sangat terkejut. Apa kata Nizar? Menikahinya ketika lulus nanti? "Emm, palingan kalo lapar pulang ke rumah masing-masing."
Nizar terkekeh mendengar itu, padahal itu tadi hanya bercanda, dan tak ada keseriusannya sedikit pun. "Ya ... Nggak lah, aku cuma becanda. Masih muda juga, kita sama-sama masih delapan belas tahun. Nanti aja, tujuh tahun lagi."
Boleh untuk mempercayainya tidak? Terkadang lelaki kalau di temani dari nol malah menikahnya bukan dengan gadis yang menunggunya, tetapi dengan gadis yang baru di temuinya.
"Boleh percaya nggak nih?" tanya Ghea, ia pun ragu-ragu untuk percaya.
"Melihat dari tuntutan ayahmu yang menginginkan kamu memiliki nilai yang tinggi, aku rasa ayahmu akan mengizinkanmu menikah ketika sudah S1 atau bahkan sampai S2," jawab Nizar, ia masih setia mendekap tubuh Ghea di samping kanannya.
Nizar ada benarnya juga, mungkin sekitar 5 bulan lagi mereka akan LDR-an kalau Ghea memang benar akan kuliah dan menuntut ilmu. "Sekitar lima bulan kurang lebih, gue bakal lulus. Nah! maka dari itu, kita pacaran aja sekarang, ngabisin waktu yang tersisa sebelum terpisah."
Tidak ada malu bukan? Ghea itu gadisnya terlalu bar-bar. Ia tak malu kalau harus nembak lebih dulu. Menurut Ghea, mengungkapkan perasaan, uneg-uneg, dan keinginan tak ada masalah bukan?
"Nggak usah pacaran, kita kayak gini aja."
"Kenapa? Lo nggak serius sama gue?"
"Nggak, bukan gitu, aku nggak ingin ada apa-apa aja di antara kita, bukan karena aku nggak ada rasa sama kamu. Tapi, kalau kita emang jodoh, pasti ada jalan meskipun itu di ujung jalan. Kamu tau? Ada lho yang pacaran bertahun-tahun tapi pas nikah, cuma bertahan beberapa bulan. Aku nggak mau kita kayak gitu, dan aku berharap kita nggak usah terlalu dekat dulu, nanti Tuhan marah lalu memisahkan kita selamanya."
Ghea mengerti apa yang dimaksud Nizar, tetapi .... "Kalo gitu, lepasin dulu. Lo meluk gue dari tadi."
Nizar segera melepaskan dekapannya. Meskipun ia hanya memeluk pundak Ghea dari samping, tapi ... Mereka bisa dibilang sangat dekat malam ini.
"Eh, nggak sengaja maaf."
"Yeee! Bilang aja sengaja."
"Iya emang sengaja."
Mereka lantas sama-sama tertawa. Kalau Tuhan benar-benar merestui, Nizar benar-benar ingin cinta mereka berujung pada pernikahan, bukan berakhir pada perpisahan.
Kini, mereka sudah menaiki sepeda masing-masing, menuju ke arah jalan pulang. Ghea tiba-tiba terpikir sesuatu, dan ia pun akan menanyakannya.
"Eh Zar. Nanti, kan, kalo misal nih kita LDR, terus gue ketemu sama cowok yang ganteng dan gue suka sama dia, gimana?"
"Itu tergantung kamu nya. Kalo kamu nemu yang lebih baik dan lebih sempurna lalu kamu lebih milih dia, terus, aku bisa apa? Tapi ... Emang kamu seenggak betah itu sama aku?"
Lelaki itu benar lagi. Masalahnya bukan ada pada Nizar tetapi ada pada Ghea. Apakah ketika menemukan yang lebih sempurna, lantas Ghea berpaling? Ataukah Ghea lebih memilih setia pada Nizar saja kendati mereka LDR-an?
KAMU SEDANG MEMBACA
Terikat Namun Tak Bertali [ SELESAI ]
RandomPadma Arumi, gelar yang Jupiter sematkan untuk Winnie. Padma yang bermakna teratai merah, dan Arumi yang memiliki arti wangi. Diambil dari diksi. Bukan tanpa alasan gelar itu Winnie sandang, pasalnya gadis itu terlahir dengan rambut merah, serta mem...