18. Juara Lomba

222 27 0
                                    

Terikat Namun Tak Bertali Ke Delapan Belas: Juara Lomba.

"Tapi, menurut gw, hubungan yang berakhir tanpa dimulai lebih menyakitkan daripada hubungan yang memang dimulai lalu terpaksa atau dipaksa berakhir."
-Andam Karam.

"Jadi penasaran sama kisah cinta kamu, mau menceritakannya?" tawar Winnie.

"Kalo lo siap dengerin, oke aja sih gue. Lagian cuman lo yang tertarik," jawab lelaki itu.

"Oh ya, nama kamu siapa?" Itu pertanyaan dari Winnie.

"Nama gue Jino, tapi karena kita sesama anak sastra, gimana kalo lo manggil gue Andam Karam aja? Itu tuh nama pena gue, lo pasti paham kan? Kalo lo punya nggak? Nama pena yang di ambil dari diksi gitu. Contohnya kayak salah satu penulis kesukaan gue. Nama penanya Akara Anindita, tapi nama asli beliau Sainah," ujar Jino panjang lebar. Entah mengapa baru kali ini ia merasa nyaman menceritakan segalanya pada seseorang, mungkin karena mereka sefrekuensi kali.

"Nama aku Winnie, kamu bisa panggil aku Padma Arumi." Gadis itu jelas juga punya nama pena yang diambil dari diksi, mereka benar-benar sefrekuensi sekarang.

"Teratai merah yang harum? Makna yang menarik," ucap Jino.

"Kamu juga. Andam Karam, maknanya lenyap bukan?"

Jino hanya mengangguk, lelaki itu mengajak Winnie untuk mengambil air mineral yang di sediakan gratis untuk mereka-mereka yang mengikuti lomba.

"Dimulai dari mana gue nyeritain kisah cinta gue ya? Lo mau denger mulai mana?" Jino nampak antusias menanyakan itu.

"Senyaman kamu mau cerita mulai mana, aku cuman nebak ya nih nebak, kayaknya kalian udah asing deh sekarang," ucap Winnie, ia benar-benar menebak kali ini.

"Kok tau?"

"Kan aku udah bilang, dari kata-kata kamu yang bilang 'sedalam itukah benci? Hingga ketika berpapasan kita sama-sama berpaling dengan tega hati' nah dari situ aja udah bisa ketebak kok."

Jino manggut-manggut. "Ya, gue sama dia udah asing, maka dari itu, gue selalu suka mengabadikan dia dalam setiap puisi yang gue tulis. Gadis itu terlalu indah untuk tidak di kenalkan pada dunia. Gue sama dia, emang udah berakhir."

Winnie mengangguk paham, terkadang seseorang yang begitu dicintai itulah yang mendorong diri untuk mengabadikan, menulis perlahan, lalu siapa tahu bisa menjadi penulis hebat dimasa depan.

"Kalo lo? Gue juga mau denger kisah cinta lo," ucap Jino. Kali ini ia menangkupkan dagunya pada satu satu tangannya, lalu menatap Winnie yang duduk disamping kirinya dengan lekat.

"Lelaki itu memanggil aku Padma Arumi, katanya karena rambut aku yang merah juga wangi aku yang begitu khas di indera penciumannya."

Jino masih mendengarkan sambil memperhatikan.

"Aku belajar mencintainya melewati puisi yang aku tulis untuknya. Dikarenakan trauma masa kecil yang membuat aku membenci cinta, tapi dia datang dan berusaha meyakinkan bahwa, tidak semua cinta berakhir duka," ujar Winnie, sungguh, senyum gadis itu tidak luntur, sebab Jupiter selalu bersemayam di benaknya.

"Wow, perjalanan cinta yang nggak mudah. Lalu, hubungan kalian sekarang gimana? Pacaran? Atau udah asing?"

"Cinta yang tidak pernah dimulai tidak akan pernah berakhir. Jika kami tak pernah memulainya, lantas akan berakhir karena apa?"

Terikat Namun Tak Bertali [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang